Konten dari Pengguna

Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Layaknya Istikhlaf Abu Bakar pada Umar

Ubaidillah Amin Moch
Santri Kyai NU Yang ingin mengabdi untuk negeri, Bukan orang Baik, ingin menjadi baik
6 Oktober 2024 8:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ubaidillah Amin Moch tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah resmi terpilihnya Prabowo-Gibran sebagai pemenang dalam kontestasi pilpres 2024, publik mulai ramai mencoba membentur-benturkan keharmonisan pak Prabowo dan pak Jokowi. Mereka mulai mencari-cari titik krusial yang dipandang dapat meretakkan hubungan kedua pemimpin ini, mulai dari persoalan politik dinasti, jet pribadi, sampai polemik pemilik akun fufufafa yang diduga akun lama milik wakil presiden terpilih yakni Gibran Rakabuking Raka.
ADVERTISEMENT
Orang yang mencoba membentur-benturkan antara Prabowo dan Jokowi sangat jelas sekali bahwa mereka hanya segelintir orang dan merupakan pihak yang masih kecewa dan tidak terima atas kemenangan Prabowo-Gibran yang sangat direstui oleh Presiden Joko Widodo.
Seperti kita ketahui bersama, kemenangan Prabowo-Gibran tidak lepas dari pengaruh Presiden Joko Widodo yang secara eksplisit dalam beberapa momentum memberikan lampu hijau atas keberlanjutan pemerintahannya kepada pak Prabowo.
Tentu dengan adanya dukungan dari pak Jokowi ini kontestasi pilpres kemarin seolah sudah dapat diketahui lebih awal siapa pasangan yang akan jadi pemenang, mengingat tingkat kepuasan masyarakat atas kepemimpinan Jokowi menyentuh angka 75 % lebih menurut beberapa lembaga survei yang kredibel pada saat pemilu bulan Februari 2024 kemarin.
ADVERTISEMENT
Maka dengan adanya sinyal dukungan pak Jokowi pada pasangan Prabowo-Gibran semakin menambahkan stimulan bagi kemenangan pasangan tersebut.
Jika kita menelisik dalam beberapa literatur keislaman dapat kita tarik pemahaman bahwa transisi kepemimpinan pak Jokowi kepada Pak Prabowo menemukan padanannya dalam sejarah pemerintahan Islam, yakni persis seperti peristiwa Istikhlaf (Wasiat keberlanjutan kepemimpinan) yang dilakukan oleh Abu Bakar As-Shiddiq kepada Umar bin Khattab.
Keduanya tidak terikat dengan hubungan kekerabatan, tapi disatukan oleh visi-misi yang sama dalam mengemban amanah masyarakat Islam waktu itu dengan berlandaskan pada tuntunan Rasulullah SAW. Abu Bakar di penghujung kepemimpinannya berwasiat agar kepemimpinan Khulafa Al-Rasyidin dilanjutkan oleh figur yang menurutnya dapat melanjutkan visi-misi kepemimpinannya, yakni Umar bin Khatab.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan peristiwa ini, tercetuslah salah satu hukum fundamental dalam fikih klasik yakni estafet kepemimpinan seorang Imam (presiden) dapat dilakukan salah satunya melalui metode istikhlaf, sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar kepada Umar bin Khattab ini.
Jika kita menelaah secara jeli, hal yang sama sejatinya juga terjadi dalam transisi kepemimpinan Jokowi pada Prabowo, Presiden Jokowi seolah memberikan isyarat kepada publik bahwa orang yang bisa melanjutkan visi-misi kepemimpinannya adalah pak Prabowo Subianto, dan rupanya ‘kode’ yang ditunjukkan oleh pak Jokowi ini dipercaya serta diikuti oleh masyarakat luas dengan bukti kemenangan telak pasangan Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden pada bulan Februari 2024.
Hal ini sekaligus memberikan pemahaman bahwa transisi kepemimpinan dari Presiden Jokowi pada Presiden terpilih Prabowo merupakan transisi kepemimpinan yang sah, baik secara hukum negara maupun hukum agama.
ADVERTISEMENT
Maka menurut kami sangat sia-sia upaya yang dilakukan oleh beberapa oknum yang mencoba membentur-benturkan hubungan pak Jokowi dengan pak Prabowo, kita bisa melihat sendiri persahabatan kedua pemimpin tersebut tak akan bisa luntur dengan cara apapun, terlebih pak Prabowo merupakan seorang patriot sejati yang tidak akan melupakan jasa siapapun, terlebih jasa Presiden Jokowi yang pernah menjadi suksesor utama dalam kemenangan kontestasi pilpres 2024.
Kami sarankan bagi para oknum yang masih saja mengharap keretakan hubungan pak Jokowi dan pak Prabowo agar segera menyadari bahwa upaya yang mereka lakukan tidak akan membuahkan hasil, sebab persahabatan pak Jokowi dan pak Prabowo sudah sedemikian kuat serta tak akan ada hal apapun yang dapat meretakkan. Lebih baik upaya yang mereka lakukan digunakan untuk melakukan hal-hal yang dapat membawa kemaslahatan bagi bangsa. Wallahu A’lam
ADVERTISEMENT