news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Komunikasi Non Verbal dalam Dunia Digital

Daffa Uddin
Muhammad Daffa Uddin Alhaq, 19 tahun. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
23 Januari 2021 5:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daffa Uddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komunikasi Non Verbal dalam Dunia Digital
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Komunikasi merupakan salah satu aspek penting pada kehidupan manusia dengan berbagai bentuk dan caranya. Bahkan di waktu dimana teknologi belum ada, seseorang melakukan interaksi dan hubungan dengan orang lain melalui komunikasi. Selain berinteraksi, melalui berkomunikasi secara tatap muka dengan orang lain, seseorang dapat memahami bagaimana sikap bahkan kepribadian orang lain. Di era digital sekarang ini, terjadi sedikit pergeseran pada media yang digunakan dan kebiasaan masyarakat dalam melakukan komunikasi. Kehadiran media komunikasi berbasis online, baik aplikasi pengiriman pesan maupun sosial media, mulai dapat menggantikan peran komunikasi konvensional tatap muka, karena salah satu keunggulannya yang tidak terikat oleh jarak dan waktu. Hal ini berjalan seiring dengan perkembangan teknologi, hadirnya smartphone dan semakin luasnya jaringan internet membuat komunikasi sekarang semakin mudah dilakukan.. Dua orang yang berada di dua tempat yang jauh dapat saling melakukan obrolan melalui fitur chat, atau seorang bos dapat memimpin rapat perusahaan melalui fitur video call. Kebiasaan masyarakat dalam berkomunikasi juga mulai mengalami perubahan, aplikasi Whatsapp atau Line menjadi pilihan utama dalam berkomunikasi dibandingkan bertatap muka secara langsung ataupun melalui surat yang membutuhkan waktu yang lama, sehingga intensitas waktu dalam berkomunikasi lewat smartphone juga menjadi lebih banyak. Meski memberikan kemudahan, komunikasi melalui perantara digital juga memberikan dampak yang sedikit mengganggu salah satu unsur yang ada pada komunikasi itu sendiri, yaitu komunikasi non verbal.
ADVERTISEMENT
Ekspresi dan emosi adalah salah satu bentuk dari komunikasi non-verbal, yaitu proses transfer informasi melalui bahasa tubuh. Komunikasi non-verbal sendiri memiliki banyak jenis, diantaranya yaitu tatapan mata, sentuhan, dan gestur tubuh. Di dalam berkomunikasi, khususnya pada tatap muka, hal ini menjadi aspek penting yang menunjang berhasil tidaknya sebuah proses penyampaian informasi.
Contohnya pada ekspresi wajah, ekspresi mempunyai peran untuk menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuan dan emosi tertentu dalam suatu komunikasi. Mata membesar dan senyum menunjukkan perasaan tertarik dan senang, sedangkan tatapan ke arah jam menunjukkan perasaan terburu-buru. Mark L. Knapp (1972:9-12) dalam Jalaluddin Rakhmat menyatakan fungsi-fungsi pesan non verbal yaitu:
1. Repetisi, mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Seseorang mengatakan “Ya” lalu ditambah dengan anggukan kepala untuk menegaskan kembali kata tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Substitusi, menggantikan lambang-lambang verbal. Contohnya adalah ketika seseorang dimintai uang oleh pengemis di pinggir jalan, lalu ia menggoyangkan tangan tanpa mengucapkan kata, goyangan tangan tersebut dapat diartikan sebagai sebuah penolakan.
3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang mengejek kesalahan orang lain namun disertai dengan tepuk tangan.
4. Komplemen, melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
5. Aksentuasi, menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahinya. Contohnya ketika seseorang berpidato, ia menggunakan intonasi pada kalimat yang diucapkan.
Namun, unsur penting tersebut sekarang dianggap kehilangan tempat di era digital dimana sebagian orang lebih banyak menggunakan media komunikasi digital setiap harinya daripada bertatap muka langsung. Komunikasi non verbal yang ada pada komunikasi digital masih dianggap belum bisa menggantikan yang ada pada tatap muka secara langsung. Pada video call misalnya, penggunaan ekspresi wajah dirasa tidak begitu efektif karena terhalang ukuran alat komunikasi dan juga jaringan internet yang berdampak pada kualitas gambar. Fitur video call yang hanya terfokuskan pada bagian wajah dalam penggunaannya juga membuat aspek non-verbal lain seperti gerakan tubuh, sentuhan, tidak dapat terlihat dalam proses komunikasi.
ADVERTISEMENT
Lalu pada pesan tertulis, emosi dan ekspresi wajah hanya dapat ditunjukkan melalui emoticon yang jumlahnya terbatas. Penggunaan emoticon sendiri juga hanya untuk saat tertentu, karena itu merupakan fitur pilihan yang dapat digunakan maupun tidak, misalnya pada kalimat tertentu seseorang menggunakan emoticon, namun pada kalimat lain dia tidak menggunakannya. Selain itu juga emoticon tidak sepenuhnya mewakilkan ekspresi atau perasaan seseorang, karena tidak ada kepastian bahwa apa yang ditunjukkan melalui emoticon adalah yang seseorang rasakan sebenarnya. Sehingga emoticon ini tidak dapat dijadikan acuan untuk menunjukkan ekspresi maupun perasaan sepanjang proses komunikasi.
Tidak adanya penampilan gerakan tubuh di dalam komunikasi digital sedikit berpengaruh pada proses berlangsungnya komunikasi. Karena selain menunjukkan perasaan dan respon seseorang dalam melakukan komunikasi, melalui aspek-aspek non-verbal tersebut, suatu pesan atau makna tertentu yang dengan kata-kata tidak dapat tersampaikan, dapat tersampaikan melalui gerakan tubuh maupun ekspresi. Hal tersebut menunjukkan salah satu fungsi aspek non verbal dalam komunikasi yaitu menguatkan isi pesan yang disampaikan. Seseorang juga dapat melihat perasaan atau kondisi lawan bicaranya melalui isyarat, sentuhan, maupun ekspresi yang ditunjukkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, adanya penundaan respon juga menjadikan komunikasi digital tidak terjadi secara dalam waktu yang langsung (real time). Jika dibandingkan dengan tatap muka yang tidak ada penundaan dalam penyampaian pesannya, adanya jeda waktu pada komunikasi digital memberikan kemungkinan terjadinya rekayasa atau perubahan suasana dalam komunikasi tersebut. Seseorang dapat memberitahu temannya bahwa dia sedang merasa senang melalui chat diikuti dengan emoticon tertawa, namun temannya baru membalas chat tersebut esok harinya. Maka terdapat kemungkinan bahwa orang tadi telah mengalami perubahan perasaan, ataupun terjadi rekayasa bahwa dia menunjukkan seakan-akan dia sedang senang namun sebenarnya tidak.
Sehingga tanpa adanya aspek non verbal dalam komunikasi, terdapat makna-makna tertentu yang seharusnya dapat tersampaikan, baik yang berperan sebagai pendukung aspek verbal, maupun sebagai makna tersendiri, menjadi tidak dapat tersampaikan.
ADVERTISEMENT
Walaupun tidak memengaruhi isi pesan secara keseluruhan, hal tersebut membuat rentan terjadinya kesalahpahaman atau salah pengartian makna antara komunikator dan komunikan yang dapat mengganggu proses komunikasi. Contohnya pada penggunaan emoticon, tiap orang memiliki pengertaian yang berbeda-beda dalam mengartikan sebuah emoticon.
Meskipun aplikasi-aplikasi komunikasi digital sudah membuat fitur yang mendukung pengungkapan ekspresi maupun perasaan sebagai pengganti komunikasi non verbal pada tatap muka, namun hal tersebut masih belum benar-benar sepenuhnya menggantikan peran dan efek yang diberikan dari komunikasi tatap muka secara langsung.
Maka dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi non verbal sebagai salah satu aspek penting di dalam komunikasi, yang pada kasus ini terjadi pada dunia digital, masih belum sepenuhnya efektif, setidaknya pada media yang ada sekarang. Namun tidak menutup kemungkinan di masa depan, terdapat teknologi yang dapat menggantikan peran komunikasi non verbal di dunia digital.
ADVERTISEMENT