Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pemikiran Kritis, Peduli Kemanusiaan, dan Etika Berbicara: Kekuatan Mahasiswa
28 Desember 2023 8:19 WIB
Tulisan dari Ulfa Choirotul azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang memiliki peran penting dalam pembangunan sosial dan politik. Mereka memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan sosial yang aktif memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan. Pemikiran kritis, kepedulian kemanusiaan, dan etika berbicara merupakan tiga kekuatan yang dimiliki mahasiswa untuk menjadi agen perubahan sosial atau biasa di gaungkan dengan sebutan agent of change .
ADVERTISEMENT
Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara objektif. Kemampuan ini penting bagi mahasiswa untuk memahami berbagai permasalahan sosial dan politik secara mendalam. Dengan pemikiran kritis, mahasiswa dapat bersikap kritis terhadap informasi yang diterima, tidak mudah percaya pada informasi yang tidak valid, dan mampu menganalisis berbagai alternatif solusi untuk menyelesaikan permasalahan sosial.
Rasa peduli atas kemanusiaan adalah sikap yang peduli terhadap kesejahteraan sesama manusia. Sikap ini penting bagi mahasiswa untuk memiliki empati terhadap penderitaan orang lain dan termotivasi untuk membantu menyelesaikan permasalahan sosial. Dengan kepedulian kemanusiaan, mahasiswa akan terdorong untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan politik untuk memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan.
Etika berbicara adalah kemampuan untuk menyampaikan pendapat atau gagasan secara santun dan bertanggung jawab. Kemampuan ini penting bagi mahasiswa untuk dapat menyampaikan aspirasi mereka secara efektif dan tidak menimbulkan konflik. Dengan etika berbicara, mahasiswa dapat membangun dialog yang konstruktif dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan sosial.
Berikut adalah beberapa data terkait dan relevan yang mendukung peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial:
ADVERTISEMENT
Menurut survei yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada tahun 2023, 70% mahasiswa Indonesia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap permasalahan sosial dan politik.
Survei yang sama juga menunjukkan bahwa 60% mahasiswa Indonesia aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan politik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh World Economic Forum pada tahun 2022 menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang paling aktif dalam menyuarakan aspirasi mereka di media sosial.
Bagaimana mahasiswa dapat berperan dalam mendorong perubahan yang positif dalam masyarakat yang demokratis?
Mahasiswa memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan sosial yang aktif memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan. Pemikiran kritis, kepedulian kemanusiaan, dan etika berbicara merupakan tiga kekuatan yang dimiliki mahasiswa untuk mewujudkan potensi tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan mahasiswa dalam pemikiran kritis, kepedulian kemanusiaan, dan etika berbicara dapat meliputi:
1. Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan yang mendorong pemikiran kritis dan kesadaran akan isu kemanusiaan dapat memengaruhi mahasiswa dalam mengembangkan pemikiran kritis dan kepedulian terhadap kemanusiaan.
2. Pengalaman dan Lingkungan Sosial: Pengalaman pribadi dan lingkungan sosial di sekitar mahasiswa juga dapat memengaruhi pemikiran kritis dan kepedulian kemanusiaan. Lingkungan yang mendukung diskusi terbuka dan refleksi kritis dapat memperkuat nilai-nilai ini.
3. Akses terhadap Informasi dan Data: Akses terhadap informasi dan data terkait isu kemanusiaan dan kekerasan terhadap perempuan juga dapat memengaruhi pemikiran kritis dan kepedulian mahasiswa.
4. Keterlibatan dalam Gerakan Sosial: Keterlibatan dalam gerakan sosial atau kegiatan advokasi juga dapat memengaruhi mahasiswa dalam mengembangkan pemikiran kritis, kepedulian kemanusiaan, dan etika berbicara.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan kekuatan mahasiswa dalam pemikiran kritis, kepedulian kepada manusia, dan etika berbicara, beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
1. Peningkatan kesadaran dan pemikiran kritis: Mengembangkan kesadaran dan pemikiran kritis mahasiswa dapat dilakukan melalui diskusi sastra, kegiatan advokasi, dan proyek penelitian.
2. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi: Meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam berkomunikasi, baik dalam bentuk tulis maupun diskusi, dapat membantu mereka menyampaikan pemikiran dan kepedulian mereka dengan lebih efektif.
3. Mendorong pengalaman dan pelatihan praktik: Mengalami pengalaman dan melakukan pelatihan praktik dalam lingkungan sosial atau akademik dapat membantu mahasiswa menghasilkan pemikiran kritis dan kepedulian yang lebih mendalam.
4. Meningkatkan akses terhadap informasi dan data: Memberikan akses terhadap informasi dan data terkait isu kemanusiaan dan kekerasan terhadap perempuan dapat membantu mahasiswa dalam pengembangan pemikiran kritis dan kepedulian mereka.
ADVERTISEMENT
5. Mendorong diskusi terbuka dan refleksi kritis: Mengendung diskusi terbuka dan refleksi kritis dalam lingkungan akademik atau sosial dapat memperkuat nilai-nilai ini.
6. Meningkatkan etika berbicara: Mengembangkan etika berbicara mahasiswa dapat dilakukan melalui pelatihan komunikasi, penulisan, dan diskusi yang konstruktif dan berkonsensus.
Mahasiswa di Indonesia memiliki peran penting dalam pembangunan sosial dan politik, termasuk dalam mengatasi masalah sosial dan politik serta mendorong perubahan yang positif dalam masyarakat. Mereka harus menyadari potensi mereka dan menjalankan peran tersebut dengan penuh tanggung jawab dan etika. Mahasiswa juga harus menghormati hak-hak orang lain dan menghindari tindakan kekerasan.