Konten dari Pengguna

Sejarah dan Pembelajaran

Ulfa Choirotul azizah
Saat ini, saya sedang mengejar gelar sarjana di Universitas Jember dalam program studi Pendidikan Sejarah. Saya memulai perjalanan pendidikan pada tahun 2022. Sebagai seorang mahasiswi, saya berusaha untuk meraih prestasi akademik dan Softskill diri.
6 Agustus 2024 9:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ulfa Choirotul azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi media pembelajaran di museum Sangiran. Foto: Ulfa Choirotul Azizah/ Koleksi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media pembelajaran di museum Sangiran. Foto: Ulfa Choirotul Azizah/ Koleksi Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pembelajaran sejarah di abad ke-21 telah mengalami perubahan. Jika sebelumnya pembelajaran sejarah hanya berfokus pada hafalan dan ingatan, kini pembelajaran sejarah bertujuan untuk mengembangkan pemikiran kritis, kreatif, dan komunikasi yang efektif pada peserta didik.
ADVERTISEMENT
Untuk mengembangkan keterampilan abad 21 dalam pembelajaran sejarah, diperlukan model pembelajaran yang dapat menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Model pembelajaran tersebut harus dapat membantu siswa memahami dan menerapkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran abad 21 mengutamakan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis serta sikap kooperatif atau kolaboratif. Keterampilan-keterampilan tersebut penting untuk dikuasai oleh peserta didik agar dapat menghadapi tantangan abad ke-21. Pembelajaran harus didesain sesuai dengan keterampilan 4C, yaitu keterampilan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, komunikasi, dan berkolaborasi. Keterampilan-keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan pembelajaran, seperti diskusi, presentasi, dan proyek.
Sejarah merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari. Sejarah dapat membantu kita memahami masa lalu dan mengambil pelajaran darinya. Di abad ke-21, guru sejarah harus memahami dan bisa menggunakan teknologi, terutama dalam membuat media pembelajaran interaktif.
ADVERTISEMENT
Abad ke-21 ditandai dengan perkembangan pesat dalam berbagai bidang, termasuk teknologi informasi. Perubahan yang berlangsung sangat cepat ini dapat menjadi peluang atau bencana, tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Pembelajaran berbasis teknologi. Foto: Pixabay
Di antara ragam kompetensi dan keterampilan yang diharapkan berkembang pada siswa sehingga perlu diajarkan pada siswa di abad ke-21 di antaranya adalah personalisasi, kolaborasi, komunikasi,pembelajaran informal, produktivitas dan content creation. Elemen tersebut juga merupakan kunci dari visi keseluruhan pembelajaran abad ke-21. Dunia kerja juga sangat memerlukan keterampilan personal (memiliki inisiatif, keuletan, tanggung jawab, berani mengambil resiko, dan kreatif), keterampilan sosial (bekerja dalam tim, memiliki jejaring, memiliki empati dan rasa belas kasih), serta keterampilan belajar (mengelola, mengorganisir, keterampilan metakognitif, dan tidak mudah patah semangat atau merubah persepsi/sudut pandang dalam menghadapi kegagalan (Zubaidah,2016: 9).
Ilustrasi inovasi dalam pembelajaran. Foto: Pixabay
Pada abad ini, terjadi perubahan yang sangat cepat dan sulit diprediksi dalam segala aspek kehidupan baik bidang ekonomi, transportasi, teknologi, komunikasi, informasi, dan lainlain . Perubahan yang berlangsung sangat cepat ini dapat memberikan peluang jika dapat dimanfaatkan dengan baik, tetapi juga dapat menjadi bencana jika tidak diantisipasi secara sistematis, terstruktur, dan terukur.
Ilustrasi perkembangan teknologi. Foto: Pixabay
Pembelajaran sejarah di abad ke-21 tidak hanya berfokus pada hafalan dan ingatan, melainkan juga untuk mengembangkan keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21 tersebut penting untuk dikuasai oleh peserta didik agar dapat menghadapi tantangan abad ke-21. Materi pembelajaran sejarah abad 21 harus berbasis masalah sosial kekinian yang sedang dihadapi oleh peserta didik. Materi pembelajaran tersebut juga harus kaya akan muatan nilai-nilai, terutama nilai-nilai lokal. Dengan demikian, peserta didik dapat memahami dan menerapkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran sejarah abad 21 harus secara aktif melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi.
ADVERTISEMENT
Beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran sejarah abad 21 adalah problem-based learning (PBL), project-based learning (PBL), discovery learning, dan inquiry learning. Model-model pembelajaran tersebut dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan abad 21.
Referensi:
Zubaidah, S. (2016, December). Keterampilan abad ke-21: Keterampilan yang diajarkan melalui pembelajaran. In Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 2, No. 2, pp. 1-17).
Syaputra, E., & Sariyatun, S. (2020). Pembelajaran Sejarah di Abad 21 (Telaah Teoritis terhadap Model dan Materi). Yupa: Historical Studies Journal, 3(1), 18-27.
Rosnaeni.2021. Karakteristik dan Asesmen Pembelajaran Abad 21. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta