Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kerinduan dan Harapan Keluarga Korban Kapal Feri Sewol
24 Maret 2017 7:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Lee Keum Hui, telah menahan rasa rindu untuk bertemu putrinya, Lee Eun Hwa, yang belum pulang sejak tiga tahun lalu. Saat itu, 16 April 2014, gadis remaja tersebut pergi berdarmawisata dengan sekolahnya di daerah Jindo menuju Pulau Jeju menggunakan kapal feri Sewol.
ADVERTISEMENT
Namun, Eun Hwa dan teman-teman sekolahnya tidak pernah sampai ke Pulau Jeju, kapal mereka tenggelam karena kelebihan muatan di 20 km dari lepas pantai Incheon.
Lee yang mendapat kabar bahwa kapal yang ditumpangi putrinya tenggelam, segera menuju ke Jindo. Lima jam perjalanan dari rumahnya di Ansan, Lee membayangkan anaknya sedang ketakutan dan berharap untuk segera dibawa pulang.
Lee menunggu anaknya, dan terus menunggu hingga 3 tahun setelahnya. Sampai dia memutuskan untuk tinggal di Pelabuhan Paengmok, pelabuhan paling dekat dengan lokasi kejadian.
"Saya telah membawa baju ganti untuknya, sekarang lebih dari 1.070 hari saya menunggu," kata Lee. Matanya menerawang ke lautan lepas, sambil mengingat malam nahas saat putrinya ditelan keganasan laut.
ADVERTISEMENT
Eun Hwa adalah salah satu dari sembilan korban yang belum ditemukan. Tubuhnya mungkin masih terjebak di dalam Sewol, kapal feri seberat 6825 ton yang telah diangkat dari kedalaman suram lautan pada Kamis (23/03).
Mari Pulang
Dalam budaya Korea, anggota keluarga berhenti berkabung untuk orang meninggal setelah tiga tahun. Namun keluarga Eun Hwa merasa tanpa tubuh putri mereka, tak akan pernah diberikan kesempatan untuk menerima kenyataan bahwa gadis tersebut telah tiada.
Lee, ibu Eun Hwa, berjalan menuju mercusuar yang dicat dengan pita kuning raksasa sebagai simbol bagi korban. Lee lalu berhenti dan membaca spanduk yang tergantung di setiap sisi jalan. "Ini adalah favorit saya," kata Lee.
Hujan deras meniup payung kuning yang dipakai Lee. Di depan poster yang memuat foto putrinya, Lee berkata dengan suara bergetar, "Saya berharap untuk dapat memeluknya lagi,"
ADVERTISEMENT
Sewol telah diangkat, namun ketakutan malah menyelimuti Lee, ketika dia berfikir tentang beragam kemungkinan.
"Kami takut bahwa anak-anak mungkin tidak ada, tapi kami memegang untaian kecil sebuah harapan bahwa kita akan menemukan mereka," kata Lee, pernyataan itu membobol pertahanan air matanya.
Bahkan jika tubuh Eun Hwa nantinya ditemukan, Lee berkata akan sulit membawanya ke kampung halaman mereka di Ansan.
"Waktu saya telah berhenti di tanggal 16 April 2014," tutur Lee. "Tapi saat saya berfikir Eun Hwa pasti ingin ibunya tetap hidup, dia pasti ingin ibunya tetap tersenyum dan mengurangi kesedihannya, " tutup Lee.