Dokter Gigi Hanya Sekedar Tukang Tambal Gigi?

Ilustrasi dokter gigi. Sumber: Freepik.

Profesi dokter gigi seringkali diidentikkan dengan perawatan gigi berlubang atau sekadar membersihkan karang gigi. Padahal, aktivitas seorang dokter gigi jauh lebih luas dan kompleks, terutama jika bertugas di rumah sakit atau puskesmas. Mereka tidak hanya merawat kesehatan gigi, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Di Rumah Sakit: Kuratif

Dokter gigi di rumah sakit umumnya menangani kasus-kasus yang memerlukan perawatan komprehensif. Salah satu tugas utama mereka adalah menangani pasien dengan keluhan kesehatan gigi dan mulut yang serius, seperti abses, kanker mulut, atau gangguan sendi rahang (TMJ). Dokter gigi spesialis, seperti spesialis bedah mulut dan maksilofasial, bahkan terlibat dalam operasi besar, seperti rekonstruksi rahang atau pengangkatan tumor.

Selain itu, dokter gigi di rumah sakit sering bekerja sama dengan dokter dari bidang lain, seperti dokter THT atau ahli bedah plastik, untuk menangani kasus-kasus multidisiplin. Misalnya, pada pasien dengan kasus bibir sumbing, dokter gigi berperan dalam mempersiapkan rahang dan gigi sebelum atau sesudah operasi.

Dokter gigi di rumah sakit juga terlibat dalam penanganan darurat. Misalnya, mereka menangani pasien dengan trauma wajah akibat kecelakaan, seperti gigi patah atau rahang yang retak. Situasi seperti ini memerlukan keterampilan khusus dan keputusan yang cepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Di Puskesmas: Promotif dan Preventif

Berbeda dengan di rumah sakit, peran dokter gigi di puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi. Mereka bertugas melakukan pemeriksaan rutin, memberikan penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat untuk mencegah kerusakan gigi.

Salah satu program unggulan dokter gigi di puskesmas adalah UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah). Melalui program ini, dokter gigi melakukan pemeriksaan berkala di sekolah-sekolah dan memberikan edukasi kepada anak-anak tentang cara menyikat gigi yang benar yang dilakukan 6 bulan sekali. Upaya ini penting untuk menanamkan kebiasaan baik sejak dini agar angka karies gigi pada anak dapat ditekan. Jika pada pemeriksaan di sekolah ditemukan kasus-kasus karies gigi dsb yang perlu penanganan maka akan dirujuk ke puskesmas.

Selain itu, dokter gigi di puskesmas juga melayani pasien dengan keluhan umum, seperti pencabutan gigi, tambal gigi, atau perawatan gigi berlubang. Pada era ILP (Integrasi Layanan Primer) bukan hanya pasien dengan keluhan gigi saja yang menjadi tanggung jawab dokter gigi, namun semua pasien yang berkunjung di puskesmas dari usia balita, remaja, dewasa, ibu hamil, dan lansia wajib direncanakan untuk pemeriksaan gigi. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan Kesehatan gigi dan mulut. Karena penyakit pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi Kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, dengan keterbatasan fasilitas di puskesmas, kasus yang lebih berat biasanya dirujuk ke rumah sakit.

Kesimpulan

Di balik profesi ini, ada dedikasi yang sangat besar untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, baik di rumah sakit maupun di puskesmas. Mereka tidak hanya merawat gigi yang bermasalah tetapi juga berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Profesi dokter gigi juga bukan sekedar dalam lingkup pelayanan pasien saja, namun dokter gigi juga dapat memegang fungsi manajerial, dokter gigi bisa menjadi kepala puskesmas atau juga menjadi direktur rumah sakit. Jadi, jangan ragu untuk rutin memeriksakan gigi anda ke dokter gigi secara rutin, karena senyum sehat Anda adalah prioritas mereka!