Belajar Meminta Maaf dan Memaafkan dari Buku Kekuatan Maaf

Uliana Hidayatika
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
25 Maret 2023 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Uliana Hidayatika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Judul buku: Kekuatan Maaf: Membangun Kesehatan Spiritual
Penulis: Theo Riyanto
ADVERTISEMENT
Penerbit: PT Kanisius
Tahun Terbit: 2015
Jumlah halaman: 191 hlmn
Media baca: Aplikasi iPusnas
Sampul buku berfotokan wajah seorang wanita yang sedang tersenyum dengan pandangan ke atas dan mengepalkan kedua tangannya, sangat menyuratkan betapa leganya sudah meminta maaf atau sudah memaafkan. Sesuai judulnya, buku ini berisi tentang betapa saktinya kata "maaf". Selain tentang pentingnya meminta maaf, buku ini juga menuntun pembacanya untuk memaafkan orang lain yang sudah menyakiti.
Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dipahami. Pembaca diajak ke pemikiran realistis tentang konsep meminta maaf dan memaafkan. Buku ini menghantarkan pola pikir yang berbeda, sebelumnya saya berpendapat bahwa memaafkan tanpa menerima kata maaf dengan maksud membuat diri sendiri damai itu fine-fine saja. Namun, ternyata dalam buku ini perbuatan tersebut dianggap egois. Alasannya karena proses memaafkan harus turut dilakukan dengan ikhlas, tulus, dan berempati.
Foto: tangkapan layar dari aplikasi iPusnas oleh Uliana Hidayatika.
Buku ini juga mengajarkan pembacanya untuk memperhatikan pola kesalahan yang dilakukan. Karena selain disakiti, pastinya manusia juga menyakiti. Proses mencari tahu ini tujuannya agar manusia bisa mengetahui apa akar masalah dari perbuatannya dan meminimalisasi agar kesalahannya tidak terulang kembali.
ADVERTISEMENT
Walaupun isinya bagus, tetapi ada beberapa hal yg kurang saya setujui. Salah satunya tentang meminta orang lain untuk meminta maaf. Walaupun kita sebagai manusia kerapkali ingin orang yang telah menyakiti meminta maaf, tetapi 1 hal yang perlu diingat bahwa kita tidak bisa mengontrol bagaimana orang lain bertindak. Permintaan maaf yang baik mengandung 4 unsur utama, yaitu: pengakuan, penyesalan, pertanggungjawaban, dan perbaikan. Sedangkan kalau seseorang meminta maaf karena diri kita sendiri yang memintanya, bukan karena inisiatif orang tersebut, bukan tidak mungkin permintaan maafnya akan dilakukan seenaknya. Permintaan maafnya tidak tulus, tidak menyesal, tidak merasa bersalah, dan tidak memperbaiki diri agar tidak melakukan kesalahan itu kembali.
Ada catatan penting untuk seorang people pleaser yang hendak membaca buku ini. Lewat buku ini kamu diajak berkelana di ruang hampa penuh kata maaf. Kamu akan dituntut untuk terus meminta maaf. Jadi, people pleaser yang membaca buku ini harus memiliki keyakinan kalau tidak perlu meminta maaf apabila bukan kesalahannya.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, buku ini sangat cocok bagi orang yang keras kepala, egois, sulit meminta maaf, dan sulit memaafkan. Bukunya bagus dan menarik! 4/5 untuk buku ini.