Konten dari Pengguna

Peran Perawatan Paliatif dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Parkinson

Ulina Debora Junita Sitorus
Seorang mahasiswa Universitas Jember yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Keperawatan.
25 November 2024 14:57 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ulina Debora Junita Sitorus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Telemedicine (Sumber: https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Telemedicine (Sumber: https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
Pernahkah anda melihat seseorang yang gemetar tanpa sebab yang jelas? Mungkin di balik gerakan yang tidak terkendali tersebut, ada kisah tentang penyakit Parkinson dalam diri seseorang tersebut. Penyakit Parkinson adalah gangguan pada otak yang menyebabkan masalah pada pergerakan, keseimbangan dan koordinasi (Zafar & Yaddanapudi, 2023). Secara global, jumlah penderita Parkinson bertambah seiring bergantinya tahun. Menurut data dari World Health Organization (WHO), terdapat lebih dari 8,5 juta orang hidup dengan Penyakit Parkinson dengan angka kecacatan sekitar 5,8 juta orang (WHO, 2022). Sedangkan di Indonesia menunjukkan terdapat 200.000 penderita Parkinson pada tahun 2016. Sayangnya, data mengenai profil geografis penderita Parkinson belum ditemukan di Indonesia. Penyakit ini lebih sering menyerang lansia, namun tidak menutup kemungkinan usia lebih muda juga menderita Penyakit Parkinson.
ADVERTISEMENT
Mengenal Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson menjadi salah satu penyakit yang menurunkan kualitas hidup seseorang karena gejala yang ditimbulkan akan memburuk seiring waktu (WHO, 2023). Mungkin sebagian orang melihat gejala dari Parkinson hanya tremor saja. Nyatanya, seseorang yang menderita Penyakit Parkinson harus berjuang menghadapi gejala berupa gangguan motorik seperti tremor, kekakuan saat istirahat, dan juga gangguan non-motorik seperti depresi, gangguan tidur, hilangnya kemampuan indra penciuman, hingga rasa sakit yang kronis (Oliver & Veronese, 2020). Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan (Bloem et al., 2021), hanya penggunaan obat-obatan dan terapi yang bisa diberikan untuk mengurangi gejala yang muncul (Septiani et al., 2022). Dengan bertambahnya angka penderita Parkinson, tantangan dalam menangani penyakit ini semakin besar. Hal ini juga menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan, termasuk perawat untuk memberikan perawatan yang tidak hanya fokus pada pengelolaan gejala motorik, namun juga gejala non-motorik.
ADVERTISEMENT
Pendekatan Perawatan Paliatif
Mungkin perawatan paliatif masih terdengar asing untuk beberapa orang. Perawatan paliatif adalah pendekatan yang dilakukan pada pasien anak-anak maupun dewasa hingga lansia yang berhadapan dengan masalah atau penyakit yang mengancam jiwa untuk ditingkatkan kualitas hidupnya (WHO, 2022). Tidak berhenti pada pasien saja, perawatan paliatif juga melakukan pendekatan pada keluarga pasien. Perawatan paliatif digunakan untuk mencegah serta meringankan penderitaan seperti rasa nyeri, lalu juga melakukan penilaian dan penangan yang tepat baik dari sisi fisik, psikologis dan juga spiritual (Syaripudin & Purbaningsih, 2022). Pemberian perawatan paliatif juga mendukung hak asasi manusia atas kesehatannya. Hal ini dikarenakan dalam memberikan perawatan paliatif, para tenaga kesehatan akan memberikan perhatian khusus pada kebutuhan dan preferensi spesifik individu (Wallerstedt et al., 2019).
ADVERTISEMENT
Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Penyakit Parkinson
Dalam beberapa dekade terakhir, pendekatan berupa perawatan paliatif menjadi solusi pada penyakit tahap akhir ataupun penyakit yang tidak dapat disembuhkan, salah satunya adalah Penyakit Parkinson. Perawatan paliatif yang diberikan pada penderita Parkinson bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dari segi fisik, psikologis maupun sosial (Ng, 2018). Peningkatan kualitas hidup dari segi fisik diberikan dengan cara manajemen atau mengelola gejala-gejala yang muncul seperti nyeri, gangguan tidur, kekakuan dan lainnya. Kolaboratif pemberian obat juga bisa dilakukan dengan penyesuaian dosis. Dari segi psikologis, penderita Parkinson sering kali mengalami depresi, kecemasan hingga demensia. Pemberian terapi psikologis serta konseling sangat diperlukan untuk mengurangi gejala tersebut (Kluger et al., 2021). Dari sisi psikologis tentu saja mempengaruhi pasien, terutama saat mengetahui bahwa dirinya terkena Penyakit Parkinson. Dengan adanya perawatan paliatif, pemberian edukasi dan dukungan emosional diberikan pada pasien dan juga keluarga sebagai bentuk dukungan sosial (Oliver & Veronese, 2020).
ADVERTISEMENT
Peran Perencanaan Perawatan Lanjutan
Perencanaan perawatan lanjutan menjadi sangat penting bagi pasien Parkinson, terutama pada tahap lanjut. Perencanaan perawatan lanjutan merupakan salah satu elemen perawatan paliatif yang membahas kebutuhan, keinginan, dan preferensi pasien terkait masalah khusus penyakit Parkinson dan masalah akhir hayat dalam proses berulang (Kurpershoek et al., 2021). Dalam hal ini, pasien diberikan kesempatan untuk menggambarkan bagaimana perawatan akhir hayat yang mereka inginkan, seperti penggunaan ventilator. Penentuan perencanaan perawatan lanjutan pada pasien Parkinson membutuhkan diskusi sejak dini sebelum pasien mengalami penurunan dalam berkomunikasi dan berpikir. Tidak hanya berdiskusi dengan pasien, tim kesehatan juga mengajak keluarga untuk turut hadir dalam diskusi ini (Churm, 2022). Tujuannya adalah untuk membantu pasien ketika sudah tidak mampu untuk menyampaikan keinginannya sendiri dalam perawatan lanjutan nantinya.
ADVERTISEMENT
Peran Perawat Paliatif dalam Perawatan Parkinson
Perawatan paliatif yang diterima oleh pasien dilakukan oleh beberapa tenaga kesehatan, termasuk perawat paliatif. Tidak jauh berbeda dengan perawat umum, perawat paliatif juga memberikan perawatan yang penuh dengan empati dan secara keseluruhan pada pasien Parkinson untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Terdapat peran utama lain yang dilakukan oleh perawat paliatif. Pertama sebagai penyedia perawatan langsung. Dalam peran ini, perawat bertugas untuk mengelola gejala-gejala yang muncul dengan memberikan terapi pendukung, obat-obat dan membantu pasien dalam beraktivitas (Huisman, 2020). Kedua, sebagai edukator. Dalam peran ini, perawat memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang penyakit Parkinson, gejala yang muncul serta cara mengelolanya, fungsi dari obat-obatan atau alat medis lain yang mendukung perawatan pasien (Moran et al., 2024). Ketiga, sebagai pendukung emosional pasien dan keluarga. Dalam peran ini, perawat akan mendengarkan, memberikan dukungan, dan membantu pasien dan keluarga menghadapi kecemasan, rasa takut dan sedih (Hagan et al., 2018). Terakhir, sebagai koordinator perawatan. Perawatan paliatif tidak hanya dilakukan oleh perawat saja, namun juga dilakukan oleh dokter, ahli terapi, ahli saraf dan tenaga kesehatan lainnya (Lafci, 2021). Para tenaga kesehatan nantinya akan berkolaborasi untuk memastikan perawatan paliatif yang diberikan kepada pasien sudah sesuai, mulai dari awal hingga akhir.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Bloem, B. R., Okun, M. S., & Klein, C. (2021). Parkinson's disease. The Lancet, 397(10291), 2284-2303.
Churm, D., Dickinson, C., Robinson, L. (2022). Understanding how people with Parkinson’s disease and their relatives approach advance care planning. Eur Geriatr Med 13, 109–117 https://doi.org/10.1007/s41999-021-00548-7.
Hagan, T. L., Xu, J., Lopez, R. P., & Bressler, T. (2018). Nursing's role in leading palliative care: A call to action. Nurse education today, 61, 216–219. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2017.11.037
Huisman, B.A.A., Geijteman, E.C.T., Dees, M.K. (2020). Role of nurses in medication management at the end of life: a qualitative interview study. BMC Palliat Care 19, 68 .https://doi.org/10.1186/s12904-020-00574-5.
Kluger, B. M., Dolhun, R., Sumrall, M., Hall, K., & Okun, M. S. (2021). Palliative care and Parkinson's disease: time to move beyond cancer. Movement Disorders, 36(6), 1325-1329. https://doi.org/10.1002/mds.28556
ADVERTISEMENT
Kurpershoek, E., Hillen, M. A., Medendorp, N. M., de Bie, R. M., de Visser, M., & Dijk, J. M. (2021). Advanced care planning in Parkinson's disease: In-depth interviews with patients on experiences and needs. Frontiers in neurology, 12, 683094.
Lafci, D., Yildiz, E., & Pehlivan, S. (2021). Nurses' views and applications on palliative care. Perspectives in psychiatric care, 57(3), 1340–1346. https://doi.org/10.1111/ppc.12695.
Moran, S., Bailey, M. E., & Doody, O. (2024). Role and contribution of the nurse in caring for patients with palliative care needs: A scoping review. Plos one, 19(8), e0307188.
Oliver, D., & Veronese, S. (2020). Specialist palliative care for Parkinson’s disease. Annals of palliative medicine, 9(Suppl 1), S52-S62. https://doi.org/10.21037/apm.2019.12.01.
ADVERTISEMENT
Septiani, D., Fuadi, D. F., Shari, A., Lakoan, M. R., Adiana, S., Hayuningrum, C. F., & Hasanah, K. (2022). Patologi Gerak dan Sendi. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Syaripudin, A., & Purbaningsih, E. S. (2022). BUKU AJAR KEPERAWATAN PALIATIF CARE. Feniks Muda Sejahtera.
Wallerstedt, B., Benzein, E., Schildmeijer, K., & Sandgren, A. (2019). What is palliative care? Perceptions of healthcare professionals. Scandinavian journal of caring sciences, 33(1), 77-84.
WHO. (2022). Launch of WHO's Parkinson disease technical brief. https://www.who.int/news/item/14-06-2022-launch-of-who-s-parkinson-disease-technical-brief. [Diakses pada 20 November 2024]
WHO. (2023). Parkinson disease. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/parkinson-disease. [Diakses pada 20 November 2024]
Zafar S, Yaddanapudi SS. Parkinson Disease. [Updated 2023 Aug 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470193/.
ADVERTISEMENT