Soal Penangkapan Besannya, Herman Deru: Kita Harus Hormati Proses Hukum

Nurani Politik
Pecinta Kartun
Konten dari Pengguna
25 Maret 2018 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurani Politik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Soal Penangkapan Besannya, Herman Deru: Kita Harus Hormati Proses Hukum
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Beberapa hari terakhir muncul pemberitaan berkait dengan persoalan hukum yang membelit besan dari calon gubernur Sumsel H. Herman Deru yakni dr. Dora Djunita Pohan, bekas Plt. Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) OKU Timur ditangkap Tim Gabungan Intelijen Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan Intelijen Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Selatan (Sumsel) pada Rabu (21/3) pukul 17.30 Wib dan telah dibawa ke Palembang.
ADVERTISEMENT
Banyak reaksi muncul atas peristiwa hukum tersebut, terutama reaksi politik pesaing politik Herman Deru. Seolah yang ditangkap itu calon gubernur, padahal sama sekali bukan.
Menurut praktisi hukum Imam Facruddin, persoalan hukum terutama hukum pidana adalah perbuatan individu yang tidak bisa disematkan kepada individu lain juga tidak bida diwariskan.
“Contohnya banyak, besan Pak SBY dulu ditangkap dan dipenjara, padahal saat itu Pak SBY masih menjabat presiden. Atau contoh yang sekarang, Novanto bilang sepupu Giri cawagub Sumsel itu, terima dana e-KTP. Yang dituduh terima kan Puan kenapa Giri dibawa-bawa,” ujarnya kepada wartawan saat dimintai tanggapannya, Sabtu (24/3).
Herman Deru sendiri saat dimintai tanggapan mengenai kasus tersebut menyampaikan keprihatinan. Ia meminta semua pihak menghormati proses hukum. Soal hukum, biarlah penegak hukum yang bekerja. Ia terus berkonsentrasi memanfaatkan waktu kampanye yang telah diberikan KPU. “Proses hukum harus kita hormati,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu pengamat politik dari kantor konsultan politik Konsepindo Research and Consulting, Veri Muhlis Arifuzzaman menilai kasus yang menimpa dr. Dora tidak akan menurunkan elektabilitas Herman Deru – Mawardi Yahya.
Persitiwa serupa banyak terjadi di daerah lain, bahkan dalam kasus di Banten, Andika Hazrumy tetap bisa mengalahkan Rano Karno padahal setiap saat diboombardir dengan negative campaign persoalan hukum ibunya.
“Akan lain ceritanya kalau yang ditangkap atau ditetapkan tersangka adalah calon itu sendiri,” tuturnya saat dihubungi melalui saluran telpon.
Veri Muhlis yang sedang berada di Batam, menyatakan pilkada Sumsel memang seru karena para calonnya sebagian besar adalah tokoh politik. Mereka juga sudah punya pendukung setia. Karena itulah pemilih sudah hampir terbagi habis.
ADVERTISEMENT
“Undecided voters di Sumsel itu sedikit lagi, jadi yang diperebutkan sekarang adalah swing voters (pemilih mengambang, red). Nah paslon yang punya banyak pendukung dan merupakan strong supporter akan memenangkan kontestasi. Saya lihat sampai hari ini, posisi itu dipegang pasangan Herman Deru – Mawardi Yahya,” pungkasnya.
(transformasinews.com)