Konten dari Pengguna

Mahasiswa Perduli Budaya: Pengenalan Kembali Permainan Tradisional

Ulyn Hayun Nafi'ah
Saya merupakan mahasiswa aktif di Universitas Diponegoro, Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Antropologi Sosial
16 Agustus 2024 10:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ulyn Hayun Nafi'ah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pelaksanaan kegiatan: permainan tradisional kelereng
zoom-in-whitePerbesar
pelaksanaan kegiatan: permainan tradisional kelereng
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Universitas Diponegoro jurusan Antropologi Sosial, Ulyn Hayun mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak MI 1 Desa Yosorejo sebagai upaya mengurangi penggunaan gadged pada anak-anak. Permainan tradisional seperti congklak, petak umpet, gobak sodor, kelereng, dan cublak-cublak suweng mulai hilang dari kalangan anak-anak zaman sekarang. Lebih banyaknya pengguna gadget dikalangan anak-anak menjadikan mereka tidak mengenal permainan-permainan tradisional yang menjadi budaya main dikalangan usia mereka.
Pelaksanaan kegiatan, permainan tradisional congklak
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan kegiatan, permainan tradisional congklak
"Anak-anak zaman sekarang bahkan ga pada ngerti permainan cublak-cublak suweng yang dulu populer banget di kalangan anak-anak seumuran mereka" tutur Bu Mus selaku kepala sekolah MI 1 Yosorejo.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 4 hari sejak Kamis 25 Juli 2024 sampai dengan 29 Juli 2024 yang terlaksana di lingkungan sekolah MI 1 Desa Yosorejo, Kec. Gringsing, Kab. Batang. Selama kegiatan berlangsung anak-anak MI 1 Desa Yosorejo berpartisipasi dengan baik dan merasa excited dalam kegiatan tersebut. Bahkan setelah kegiatan edukasi selesai, beberapa anak masih memainkan permainan yang telah diajarkan kepada mereka. "Saya awalnya ga tau permainan cublak-cublak suweng mbak, sekarang jadi tau, permainannya asik ternyata lagunya juga ada arti nya tersendiri yaa mbak" ucap Taufiq siswa kelas 6 MI 1 Desa Yosorejo. Kegiatan ini diharapkan bisa mengembalikan budaya bermain permainan tradisional dikalangan anak-anak sehingga mereka tidak banyak menghabiskan waktu untuk bermain gadget.
ADVERTISEMENT