Konten dari Pengguna

Agama Adalah Kendaraan Yang Butuh Keahlian dan Kebijaksanaan

UM Bandung
Akun resmi Universitas Muhammadiyah Bandung
27 Oktober 2024 11:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari UM Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi UM Bandung.
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi UM Bandung.
ADVERTISEMENT
Bandung – Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Hendar Riyadi mengungkapkan pandangannya tentang pentingnya kebijaksanaan dalam menjalankan agama. Mengutip pemikiran Nuruddin Muhammad Hasan Itr, Hendar menjelaskan bahwa agama ibarat sebuah kendaraan yang membutuhkan ahli berpengalaman untuk menjalankannya dengan bijaksana.
ADVERTISEMENT
"Tanpa kearifan dan kebijaksanaan, perjalanan beragama berpotensi menjadi bahaya, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar," ujar Hendar.
Dalam acara seminar "Living Al-Quran: Kajian Tafsir Al-Quran dan Problematika Dakwah Islamiyah di Barat" yang digelar di UM Bandung, Jumat (25/10/2024), Hendar menyoroti fenomena banyaknya orang yang menjalankan agama tanpa pemahaman mendalam sehingga sikap dan tindakan mereka menjadi kurang terkendali dan kadang-kadang arogan.
“Banyak yang ‘senggol sana-senggol sini,’ tanpa kendali dan sering menimbulkan kesalahpahaman,” ujarnya. Untuk menggambarkan pentingnya kebijaksanaan, Hendar merujuk pada kisah pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, yang mengajarkan agama dengan cara memainkan biola, seperti dalam film "Sang Pencerah".
Bagi Hendar, biola yang dimainkan oleh seorang ahli akan menghasilkan nada indah yang menenangkan, sedangkan di tangan yang kurang ahli, bunyinya justru akan mengganggu. "Demikian pula agama, jika dipraktikkan dengan pemahaman dan kebijaksanaan, akan menjadi sumber ketenangan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kajian agama
Hendar juga menekankan pentingnya kajian agama di kalangan akademisi dan mahasiswa. Di UM Bandung, katanya, riset keagamaan merupakan keharusan untuk mengembangkan pemahaman yang relevan bagi masyarakat.
Kata Hendar, berbagai riset terbaru sejatinya itulah yang harus diajarkan kepada para mahasiswa. “Universitas harus mendorong mahasiswa agar terus mengembangkan pemahaman baru melalui riset dan kajian mendalam, yang berpotensi memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat,” tegas Hendar.
Pada kesempatan tersebut, Hendar mengapresiasi forum kajian yang dihadiri oleh para akademisi dan mahasiswa, dengan berbagai narasumber kredibel yang hadir. Ia menilai kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari pengembangan ilmu pengetahuan dan sangat penting untuk pendidikan tinggi, khususnya di UM Bandung.
Kegiatan seperti ini, kata Hendar, merupakan bukti nyata dan menunjukkan peran penting universitas, termasuk UM Bandung, dalam melahirkan generasi yang memahami agama dengan kedalaman dan kearifan.***
ADVERTISEMENT