Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Lulus Kuliah Tanpa Skripsi? Begini Tanggapan Dosen UM Bandung
9 September 2023 11:42 WIB
Tulisan dari UM Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bandung – Pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek RI beberapa waktu lalu membuat gebrakan baru dengan tidak lagi menjadikan skripsi sebagai syarat kelulusan kuliah S1 dan D4.
ADVERTISEMENT
Namun, tugas akhirnya bisa berbentuk proyek, prototipe, atau bentuk lainnya. Semua itu diserahkan kepada kebijakan kampus masing-masing. Kampuslah yang menilai dan membuat kebijakan.
Terkait hal ini, dosen sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UM Bandung Dr Iim Ibrohim MAg menilai bahwa pembaruan dalam dunia pendidikan untuk lebih baik itu penting.
Namun, hal yang terpenting lagi, kata Iim Ibrohim, bukan soal bentuk tugas akhir atau syarat kelulusannya skripsi atau non skripsi, melainkan nilai kebermanfaatannya.
Keniscayaan
Iim Ibrohim mengatakan, pertama, bahwa pembaruan merupakan keniscayaan. Itu sudah sunnatullah dan perlu dilakukan.
Namun, tentu tanpa perlu melupakan hal-hal prinsip dunia akademik. Al muhafazhatu ala qadimil shalih wal akhdu bil jadidil ashlah (Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik).
ADVERTISEMENT
”Kedua, sebetulnya hal yang terpenting dari produk karya mahasiswa itu soal kebermanfaatannya. Bukan semata-mata bentuk produknya. Terlepas bentuknya apa, dapat dirasakan atau tidak oleh masyarakat luas, itu yang saya rasa lebih substantif,” tutur Iim Ibrohim di UM Bandung pada Jumat (08/09/2023).
”Pasalnya masyarakat secara luas menantikan pemikiran, gagasan, solusi, dan atau kebaruan dari para intelek yang dalam hal itu para calon sarjana. Bukankah kata Rasulullah SAW khairunnas anfauhum linnas?” tanya Iim Ibrohim.
Ketiga, menurut Iim Ibrohim, zaman yang serba cepat dan terbuka seperti sekarang ini membutuhkan upaya strategis yang lebih cepat. Setiap mahasiswa hidup pada zamannya masing-masing.
Oleh karena itu, kata Iim Ibrohim, tepat sekali pernyataan dari Ali bin Abi Thalib, Allimu auladakum fainnahum sayaisu fi zamani ghaira zamanikum (Didiklah anak-anakmu karena mereka diciptakan untuk zaman yang bukan zaman kalian).
ADVERTISEMENT
”Mari kita bimbing dan arahkan mereka untuk kesuksesannya di dunia dan akhirat melalui fasilitas yang sesuai dengan zaman sekarang,” kata Iim Ibrohim.
Ruang kreativitas
Meskipun syarat kelulusan bukan lagi skripsi yang kadang-kadang jumlah halamannya sangat tebal, doktor ilmu pendidikan Islam ini mengingatkan para mahasiswa agar hal itu tidak membuat lalai dalam kuliah sehingga menurunkan kualitas pendidikan dan lulusan.
Justru kebijakan pemerintah ini, menurut Iim Ibrohim, harus menjadi ruang untuk meningkatkan skill dan kreativitas calon sarjana. Mereka bisa membuat proyek, prototipe, dan kegiatan lainnya yang lebih kreatif dan ekspresif sesuai dengan bakatnya.
”Apalah artinya tulisan tebal semacam skripsi kalau pada akhirnya hanya jadi pajangan di lemari. Lebih baik para mahasiswa berkreasi dan berkreativitas untuk menghasilkan produk gagasan terbaik ketika lulus dari perguruan tinggi agar bisa memberikan kebermanfaatan lebih luas untuk masyarakat,” tandas Iim Ibrohim.***(FA)
ADVERTISEMENT