Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan dalam Penyelesaian Kemacetan di DKI Jakarta
14 Juni 2021 12:40 WIB
Tulisan dari Umar Hamzah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemacetan merupakan suatu fenomena yang lazim akan ditemui dikota-kota besar di Indonesia bahkan di dunia. Khususnya di DKI Jakarta, kemacetan merupakan suatu pekerjaan rumah yang selalu terjadi dan sangat sulit untuk diselesaikan selama bertahun-tahun. Berbagai macam kepemimpinan berganti di ibu kota, kemacetan selalu menjadi pembahasan dan target yang selalu dibawa untuk diselesaikan. Banyak rupa kebijakan dirumuskan dan diimplementasikan tapi belum satupun yang menunjukan keefektifan dalam mengurangi dan mengurai angka kemacetan di DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sudah bertahun-tahun DKI Jakarta tidak pernah keluar dari daftar 10 negara didunia dengan tingkat kemacetan tertinggi. Berdasarkan data indeks kemacetan yang dirilis oleh Tomtom Traffic Index sebagai lembaga yang mendata tingkat kemacetan didunia, bahwa traffic Index di DKI Jakarta pada tahun 2017 berada pada peringkat ke-4 di dunia. Peringkat tersebut sudah seharusnya menjadi gambaran betapa serius dan parahnya masalah kemacetan di DKI Jakarta.
Tentu saja ada alasan kenapa kemacetan selalu menjadi agenda yang dicanangkan oleh setiap gubernur di DKI Jakarta, karena kemacetan bukanlah suatu permasalahan yang dapat dianggap remeh. Kemacetan memberikan dampak yang nyata bagi kehidupan masyarakat kota. Menurut data yang dikutip dari Bank Dunia (World Bank) pada tahun 2019 melaporkan bahwa kerugian yang disebabkan oleh kemacetan di Jakarta mencapai angka Rp 69 triliun.
ADVERTISEMENT
Ditambah, adanya kemacetan ini membuat biaya transportasi menjadi tinggi. Berdasarkan survei yang dirilis oleh kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) di Jakarta melaporkan bahwa akibat kemacetan membuat ongkos transportasi meningkat mencapai 2,9%. Dari ongkos transportasi ini mengakibatkan juga naiknya biaya persediaan bahan baku dan pada akhirnya keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha menjadi menurun. Berdasarkan hal ini dapat diindikasikan bahwa kemacetan menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan ekonomi suatu kota bahkan negara. Oleh karena itu, dibutuhkan seorang pemimpin yang mengerti apa permasalahan mendasar dari kemacetan ini dan memberikan solusi efektif dalam penyelesaianya.
Anies Baswedan merupakan Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang dilantik sejak Oktober 2017 dan masih terus berjalan hingga saat ini per 13 Juni 2021. Selama masa jabatanya yang bahkan belum genap mencapai 4 tahun, Anies Baswedan dan Pemprov DKI Jakarta telah menunjukan perbaikan masalah kemacetan yang cukup signifikan di DKI Jakarta. Hal ini dapat kita lihat dari penurunan traffic index DKI Jakarta yang terus menurun dari awal Anies menjabat yaitu akhir tahun 2017 hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Tercatat menurut data yang dirilis oleh Tomtom Traffic Index, pada tahun 2017 posisi Jakarta berada di urutan ke-4 sebagai kota termacet di dunia, lalu pada tahun 2018 turun menjadi peringkat ke-7, tahun 2019 turun kembali berada pada peringkat ke-10, dan pada tahun 2020 Jakarta berhasil terjun payung dari daftar 10 besar kota termacet di dunia menjadi peringkat 31 dari 416 kota lain. Angka tersebut merupakan kemajuan yang sangat baik bagi penyelesaian permasalahan kemacetan di DKI Jakarta.
Adapun cara yang digunakan oleh Anies Baswedan diungkapkan nya pada suatu program acara televisi nasional per Agustus 2019. Beliau menjelaskan secara singkat padat, bagaimana perumusan kebijakan penyelesaian kemacetan di Jakarta dirancang. Beliau menjelaskan bahwa suatu kebijakan itu tidak cukup apabila hanya kerja atau karya, tetapi harus ada gagasan, dan juga narasi (metode). Gagasan, narasi, dan karya harus diselaraskan agar suatu kebijakan pemecahan masalah menjadi jelas serta terukur apa yang mau diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Dari situ maka munculah suatu konsep Integrated Transportation lewat kebijakan Jak-Linko, yaitukebijakan yang mengintegrasikan semua moda transportasi yang ada dijakarta, mulai dari pejalan kaki, Transjakarta, Commuter Line, MRT, dll. Tidak hanya untuk mengintegrasikan berbagai macam moda transportasi, tapi kebijakan yang ada juga ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan dan kesiapan infrastruktur, seperti perluasan trotoar, perbaikan dan peremajaan halte, ketepatan jadwal kedatangan moda transportasi, hingga aksesibilitas informasi yang mumpuni. Desain suatu kebijakan tersebut merupakan suatu bentuk inovasi yang dilakukan oleh pemerintahan DKI Jakarta yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
keberhasilan tersebut pastinya juga berhubungan dengan bagaimana gaya kepemimpinan Anies Baswedan dalam memimpin seluruh jajaran pemerintahan ibu kota untuk bisa secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang sudah menjadi “image” bagi DKI Jakarta. Jika dilihat dari cara penyelesaian masalah kemacetan di DKI Jakarta, gaya kepemimpinan Anies Baswedan masuk kedalam Situational Leadership, Transformational leadership¸ dan Visioner Leadership. Menurut Helsey dan Blanchard (1982), Situational Leadership merupakan gaya kepemimpinan yang menitikberatkan bagaimana seorang pemimpin dapat mendiagnosis dan mengerti terkait permasalahan yang dihadapi, mengkomunikasikan masalah tersebut secara harfiah kepada jajaranya, dan merumuskanya menjadi suatu gerakan dalam bentuk kebijakan untuk mencapai perbaikan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Transformational Leadership merupakan gaya kepemimpinan yang berarti mentransformasikan suatu hal (masalah, potensi), menjadi suatu hal yang berbeda (inovasi) guna mencapai tujuan tertentu (Danim, 2009). Lalu Visioner Leadership menurut Barbara Brown dalam Sanusi (2009) merupakan gaya kepemimpinan yang harus memiliki gambaran yang jelas, terstruktur, dan sistematis dalam mencapai suatu tujuan, berorientasi pada permasalahan yang ingin diselesaikan, dan mampu memprediksi kondisi yang akan terjadi dimasa mendatang.
Berbagai macam gaya kepemimpinan tersebut dapat kita amati dan tercerminkan bagaimana Anies Baswedan merancang dan mengimplementasikan kebijakan untuk menyelesaiakan permasalahan kemacetan di Jakarta. Dari mulai dapat mendiagnosis dan mengerti dengan baik permasalahan kemacetan yang ada, membuat suatu inovasi yang berbeda, dan menyusunya dalam suatu sistem kebijakan yang jelas, terukur, dan sistematis. Dengan gaya kepemimpinan tersebut, mengantarkan Anies Baswedan berserta Pemprov DKI Jakarta berhasil untuk membawa solusi perbaikan masalah kemacetan di DKI Jakarta dengan signifikan.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Sanusi, A. (2009). Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan dalam Membentuk
Budaya Organisasi yang Efektif. Prospect.
Hersey, P., Blanchard, K.H., & Natemeyer, W.E. (1979). Situational leadership,
perception and the impact of power. Group and Organizational Studies,
4(4), 418-428.
Sudarwan Danim dan Suparno. (2009). Manajemen Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tomtom Traffic Index. (2021). Jakarta Traffic.
https://www.tomtom.com/en_gb/traffic-index/jakarta-traffic/
World Bank. (2020). Time To Act: Realizing Indonesia’s Potential.
https://documents1.worldbank.org/curated/en/163711570169346564/pdf/Overview.pdf
FinanceDetik. 2016. Ini Dampak Kemacetan Terhadap Perekonomian Jakarta.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3243447/ini-dampak-kemacetan-terhadap-perekonomian-jakarta