PLTS Penolong Petani dalam Menghadapi Musim Kemarau

Umi Widi Astuti
Mahasiswa Universitas Diponegoro
Konten dari Pengguna
13 Oktober 2021 21:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Umi Widi Astuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Teknisi PLTS sedang memeriksa performa PLTS (https://www.freepik.com/free-photo/man-worker-firld-by-solar-panels_5176442.htm#page=1&query=solar&from_query=solar%20pv&position=16&from_view=collections)
zoom-in-whitePerbesar
Teknisi PLTS sedang memeriksa performa PLTS (https://www.freepik.com/free-photo/man-worker-firld-by-solar-panels_5176442.htm#page=1&query=solar&from_query=solar%20pv&position=16&from_view=collections)
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, energi surya telah dikembangkan pemanfaatannya di Indonesia. Melihat potensi energi surya yang sangat besar yaitu mencapai 207,8 GW. Potensi tersebut sangat menjanjikan untuk dimanfaatkan dalam mengurangi ketergantungan terhadap pasokan energi fosil. Tenaga surya dapat dimanfaatkan dalam berbagai sektor, mulai dari sektor perikanan, penerangan jalan, penjernihan air, dan pertanian.
ADVERTISEMENT
Indonesia dijuluki sebagai negara agraris. Pertanian di Indonesia merupakan salah satu tolak ukur dalam bidang pangan. Sebagian masyarakat Indonesia bekerja sebagai petani. Salah satu pertanian yang banyak dilakukan adalah pertanian padi. Dalam sistem pertanian, terdapat langkah-langkah agar mendapatkan hasil yang baik, salah satunya adalah perawatan lahan. Pengunaan lahan pertanian memerlukan banyak ketersediaan suplai air untuk lahan pertumbuhan tanaman padi. Penggunaan rata-rata lahan di Indonesia diperuntukkan untuk lahan pertanian baik untuk irigasi persawahan biasa maupun persawahan tadah hujan.
Permasalahan yang sering dihadapi petani dalam upaya peningkatan produksi pertanian adalah sarana irigasi yang mampu mencukupi kebutuhan air untuk bercocok tanam. Kebutuhan air irigasi merupakan hal krusial bagi petani, apalagi saat musim kemarau. Air sangat dibutuhkan saat musim kemarau untuk memenuhi evaporasi. Kebutuhan evaporasi ini digunakan untuk menggantikan kehilangan air akibat adanya proses penguapan di permukaan lahan pertanian.
ADVERTISEMENT
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah irigasi adalah dengan membuat pompa irigasi. Pompa berfungsi untuk memompa air dari sungai atau air tanah ke persawahan. Pompa air berbahan bakar diesel merupakan sistem pengairan di kala musim kemarau yang paling banyak dipergunakan. Pengoperasian pompa berbahan bakar diesel cukup memakan banyak biaya untuk membeli bahan bakar. Hal ini membuat petani harus banyak merogoh uang. Selain itu, penggunaan pompa diesel ini tentu berdampak pada lingkungan karena menghasilkan gas rumah kaca dalam pengoperasiannya.
Salah satu alternatif solusi permasalahan pompa irigasi yang ramah lingkungan adalah pemanfaatan tenaga surya sebagai pemasok energi pompa. Sistem pemompaan air tenaga surya adalah salah satu aplikasi tenaga surya di pertanian yang paling menjanjikan, terutama di lokasi terpencil dengan tidak ada akses yang dapat diandalkan ke jaringan listrik dan bahan bakar diesel. Pompa air bertenaga surya merupakan sistem ramah lingkungan dengan perawatan mudah dan tanpa biaya untuk bahan bakar. Selain itu, pompa air bertenaga surya juga memberikan output yang maksimum, terutama di musim kemarau. Sifatnya juga fleksibel karena tidak harus diletakkan tepat di sebelah sumur dan dapat ditempatkan di mana saja dalam kurun 20 m.
ADVERTISEMENT
Pompa air bertenaga surya telah banyak diaplikasikan di berbagai daerah, salah satunya adalah di Desa Duri, Slahung, Ponorogo. Permasalahan pada desa tersebut adalah kekurangan air untuk pengairan lahan pertanian saat musim kemarau. Selain itu juga memerlukan teknologi yang dapat menekan biaya penggunaan pompa air. Oleh karena itu, program pengabdian masyarakat dilaksanakan di Desa Duri. Masyarakat Desa Duri diperkenalkan teknologi pompa air bertenaga surya untuk mengatasi masalah di bidang pertanian mereka.
Program tersebut telah berhasil membangun satu unit sistem irigasi pertanian menggunakan air tanah dengan pompa air listrik dengan energi listrik terbarukan dan ramah lingkungan yakni pembangkit listrik tenaga surya berdaya 200 Wp yang mampu memompa air dari kedalaman 20 m dan menghasilkan debit air 1080 L/jam. Pompa irigasi yang dibangun dapat digunakan untuk mengairi sawah tadah hujan di saat musim kemarau seluas 100 m2 setiap harinya serta dapat digunakan untuk tanaman sayur seperti sawi, kangkung, bayam, kenikir, dan lain-lain. Dengan adanya sistem pompa irigasi energi listrik dari tenaga surya ini petani mampu menghemat pengeluaran biaya produksi pertanian khususnya biaya pengairan tanaman berupa pembelian bahan bakar minyak untuk pompa air mesin diesel sebesar 50% serta petani mampu memproduksi sumber energi listrik secara mandiri.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan studi kasus pemasangan pompa air bertenaga surya di Desa Duri dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan tenaga surya di bidang pertanian memberikan dampak yang positif, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Mari kita kembangkan pemanfaatan tenaga surya di bidang pertanian agar mampu meningkatkan penggunaan PLTS dan menyejahterakan petani di Indonesia. Dengan menggunakan sistem PLTS, produksi pertanian dapat meningkat dan menurunkan emisi gas rumah kaca.