Konten dari Pengguna

Penimbunan Minyak Goreng Mengakibatkan Kelangkaan

Ummaro Nur Azizah
Mahasiswi Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1
24 Juni 2022 20:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ummaro Nur Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/panci-minyak-dapur-panas-645455/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/panci-minyak-dapur-panas-645455/
ADVERTISEMENT
Sudah 2 tahun lebih kasus Pandemi Covid-19 di Indonesia belum usai. Hal ini membuat kebutuhan pangan semakin langka dan mahal. Seperti hal-nya dengan minyak goreng. Minyak goreng merupakan suatu kebutuhan yang amat penting khususnya dalam rumah tangga. Bisa dibayangkan jika tidak adanya minyak goreng di dunia ini.
ADVERTISEMENT
Terlebih di zaman pandemi saat ini, membuat kebutuhan pangan harganya serba mahal. Para produsen minyak goreng pun kebingungan saat menghadapi permasalahan langkanya minyak goreng. Produsen minyak goreng memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan keuntungan di tengah pandemi seperti ini.
Sebut saja Bayu (nama samaran). Bayu merupakan pengusaha minyak goreng sejak 2016. Sebelum pandemi melanda Indonesia, perusahaan Bayu (nama samaran) meroket. Tetapi, disaat pandemi seperti ini, membuat nya merugi sebab terjadinya kasus kelangkaan minyak goreng. Bayu (nama samaran) pun memutar otak agar perusahaan nya bisa kembali lagi seperti dulu. Berbagai cara yang dilakukan Bayu (nama samaran) demi mendapatkan keuntungan. Salah satunya dengan cara membeli minyak goreng di pasar lalu menimbun minyak goreng sehingga mengakibatkan kelangkaan.
ADVERTISEMENT
Minyak goreng ini ditimbun saat harga nya turun menjadi Rp.14.000 per 1 liter. Bukan hanya pengusaha saja yang menimbun minyak goreng ini. Masyarakat pun banyak yang menimbunnya karena merasa harga nya sangat murah dibandingkan harga sebelumnya yakni bisa mencapai 51.000 per 2 liter. Tentunya, tindakan penimbunan ini sangat merugikan masyarakat lain yang belum mendapatkan minyak. Hal ini membuat para pengusaha yang menimbun melakukan penjualan kembali di atas harga yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Melonjak nya harga minyak goreng membuat para ibu rumah tangga sedih lantaran akan lebih banyak lagi biaya pengeluaran dibanding dengan pendapatan yang mereka miliki. Belum untuk kebutuhan nya lainnya seperti biaya anak sekolah, tabungan dalam berumah tangga, dan sebagainya. Ditambah melonjaknya harga minyak goreng.
ADVERTISEMENT
Masyarakat pun berharap agar harga minyak goreng kembali stabil seperti sedia kala. Pemerintah seharusnya memberikan peraturan yang lebih ketat atas kasus ini. Tindakan yang dapat dilakukan seperti membatasi jumlah pembelian, pembelian hanya boleh meggunakan KTP, dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar tidak adanya oknum yang serakah dalam membeli minyak goreng. Tetapi tidak semua mayarakat atau pengusaha yang melakukan hal seperti itu. Masih ada sebagian orang yang memperdulikan nasib masyarakat lainnya. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam menghadapi kasus ini sampai tuntas. Agar perekonomian negara kembali naik, serta kehidupan masyarakat menjadi tentram.
Ummaro Nur`Azizah, Mahasiswi Akuntansi S1, Universitas Pamulang