Konten dari Pengguna

Hukum Memaafkan Pasangan yang Berselingkuh

Ummi Afifah
Mahasiswa Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta. Tertarik untuk membahas tentang hukum kekeluargaan.
7 Desember 2022 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ummi Afifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/pengantin-perempuan-pasangan-1837148/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/pengantin-perempuan-pasangan-1837148/
ADVERTISEMENT
Topik perselingkuhan semakin hangat dibicarakan publik baik dari mulut ke mulut maupun di media sosial. Perselingkuhan merupakan masalah besar dalam banyak kasus yang tidak ada penawarnya. Namun jika seseorang tersebut korban perselingkuhan, apakah dia harus memaafkan atau mengakhiri hubungan? Beberapa korban perselingkuhan memilih untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan bangkit dari trauma masa lampau. Mereka beralasan bahwa perselingkuhan tidak bisa dimaafkan dengan alasan apapun. Beberapa psikolog juga mengatakan bahwa perselingkuhan ialah suatu penyakit dan bukan suatu kekhilafan. Hal itu disebabkan karena pelaku perselingkuhan tersebut melakukannya dengan sadar. Namun beberapa psikolog juga menyatakan bahwa selingkuh itu bukanlah suatu penyakit, melainkan sebuah pilihan yang mana ini disebut dengan kebodohan. Pelaku perselingkuhan ini tidak bisa menjaga komitmen dan merasa tidak puas dengan pasangannya. Namun tak sedikit pula korban perselingkuhan ini lebih memilih kembali kepada pasangannya dan memaafkannya. Pada hakikatnya tidaklah mudah untuk memaafkan perselingkuhan, tetapi ketika memilih untuk tetap bersama maka sangat penting untuk memaafkan pasangan yang berselingkuh. Secara psikologis pria/wanita bisa memaafkan pasangannya meskipun sudah dikhianati. Dan berikut hal yang perlu diperhatikan untuk memaafkan perselingkuhan.
ADVERTISEMENT
1. Merenungkan apakah pasangan tersebut layak untuk dipertahankan?
Alasan ini dilihat pada waktu sebelum perselingkuhan itu diketahui. Pasangan yang layak untuk dipertahankan adalah ketika ia seseorang yang baik, bertanggung jawab, dan benar-benar menyayangi keluarganya. Dan dia juga tidak pernah melakukan hal-hal buruk seperti kasar, menghina, dan bahkan sering mengancam untuk meninggalkan pasangannya.
2. Bertahan Demi Anak
Masalah anak juga hal yang amat penting. Sekuat apapun rasa ingin mengakhiri hubungan namun harus diingat bahwa keputusan ini akan berdampak pada psikologis anak. Hal ini juga yang menjadikan alasan korban perselingkuhan memaafkan pasangannya. Karena menurut psikologi, anak dari korban perceraian kedua orang tuanya cenderung sulit untuk mempercayai pasangannya ketika dewasa dan lebih suka memendam perasaannya sendiri.
ADVERTISEMENT
3. Pasangan Berubah Kepada Pribadi Yang Lebih Baik
Pasangan yang berselingkuh mengakui bahwa yang dilakukannya itu adalah hal yang serius. Dan dia juga harus memiliki keinginan yang tulus untuk memperbaiki kesalahan, dan dia juga harus memberikan perhatian penuh dan berusaha membangun hubungan yang baik tanpa memaksa untuk segera dimaafkan. Dan jika pasangan yang berselingkuh ini serius mengharapkan maaf dan ingin terus melanjutkan hubungan maka ia akan bertindak konstruktif terhadap masalah selanjutnya yang bersifat internal.
4. Bekerja sama dengan baik
Di antara pasangan harus benar-benar bekerja sama dengan baik. Menyadari bahwa ada kepercayaan yang harus kembali dibangun. Jika nyatanya setelah dikhianati hanya salah satu dari pasangan yang berjuang maka, itu akan menjadikan hubungan yang gagal dan menjadikan misi yang hampir mustahil. Bahkan bisa saja kesalahan yang sama akan terulang kembali. Dalam suatu hubungan membutuhkan komitmen yang kuat dan tidak bisa dipegang teguh hanya pada satu pihak, karena hubungan ini bisa diartikan sebuah tim. Jika tim itu tidak kompak maka hancurlah mereka. Maka dari itu, kerja sama yang baik dan memiliki komitmen yang kuat dalam hubungan itu sangatlah penting.
ADVERTISEMENT
Rasa trauma, kurang percaya, dan takut pasti masih dirasakan setelah memaafkan perselingkuhan. Namun, jangan memendam perasaan ini, ungkapkan hal yang mengganjal dihati kepada pasangan. Katakan rasa kurang percaya, takut, trauma, dan perasaan lain yang dirasakan kepada pasangan. Dengan begitu pasangan tersebut mengerti apa yang dirasakan oleh pasangannya. Dan jika pasangan tersebut benar ingin berubah maka dia akan memperbaiki segala kesalahannya.Dan hal yang perlu diingat dan dijauhi yaitu meskipun masih merasakan trauma, takut, dan kurang percaya berusahalah untuk tidak posesif, cemburu dan mengekang, hal tersebut sama saja mendorong pasangan mengulangi perselingkuhan dan pergi meninggalkan.
Ketika sudah memutuskan untuk memaafkan perselingkuhan tersebut maka hendaknya melupakan hal yang sudah berlalu, meskipun hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Berusaha memaafkan pasangan dan memulai kembali membangun komitmen dan membentuk keluarga yang harmonis.Apapun keputusan itu, memaafkan atau mengakhiri hubungan kembali pada prinsip/kepercayaan yang dipegang erat oleh masing-masing individu. Pulih dari perselingkuhan memanglah mungkin. Namun yang terpenting adalah keputusan tersebut sudah dipikirkan secara matang dan memastikan tidak akan ada lagi pihak yang dirugikan pada kehidupan selanjutnya.
ADVERTISEMENT