Konten dari Pengguna

Kontribusi dan Peranan Indonesia dalam G20 Tahun 2022

Ummu Cholifatul Latifah
Mahasiswa S1 Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia
23 November 2022 6:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ummu Cholifatul Latifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tema G20 2022 (Sumber: https://kemlu.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Tema G20 2022 (Sumber: https://kemlu.go.id)
ADVERTISEMENT
G20 merupakan konferensi internasional yang berfokus pada penyelarasan kebijakan di bidang pembangunan sosial dan politik dan ekonomi. Anggota-anggota yang telah tergabung di G20 terdiri atas 19 negara dan 1 kawasan, yaitu Republik Afrika Selatan, Jerman, Arab Saudi, Kanada, Amerika Serikat, Australia, Brasil, Prancis, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Argentina, Korea Selatan, Mexico, China, Rusia, Turki, dan Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
G20 didirikan 26 September 1999 yang lahir sebagai respon dari krisis ekonomi dunia di tahun 1997 - 1998. Tujuan di bentuknya G20 adalah untuk membuktikan bahwa dunia dapat menarik diri dari krisis ekonomi dan mewujudkan perkembangan ekonomi internasional yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan menyeluruh. Selain itu, G20 menjadi media untuk pertemuan para atasan negara dalam melewati faktor perekonomian dunia yang semakin berubah dan pendorong bagi anggota G20 menjadi konferensi kerja sama ekonomi yang memiliki pengaruh yang tinggi.
Indonesia menjadi anggota di G20 pada tahun 1999. Indonesia menjadi anggota G20 berdasarkan jumlah pertimbangan didalamnya karena pengalaman Indonesia yang menghadapi darurat ekonomi di Asia di penghujung tahun 1990-an dan kesanggupannya menyesuaikan untuk melawan darurat ekonomi internasional di tahun 2008.
ADVERTISEMENT
Di tahun 1997 hingga 1998, krisis hebat dialami oleh Indonesia yang membuat kondisi perekonomian menjadi kacau. Satu tahun setelah krisis tersebut, Indonesia berada dalam tahap rekonstruksi yang dinilai sebagai emerging economy yang memiliki keunggulan sangat besar di kawasan Asia. Oleh karena kejadian tersebut membuat Indonesia masuk ke dalam G20 pada tahun 1999 dan sekaligus menjadi wakil dari negara berkembang pada kawasan Asia Tenggara. Sampai sekarang, negara Indonesia menjadi salah satu anggota G20 yang berasal dari Asia Tenggara ataupun dari organisasi ASEAN.
Berbeda dari forum multilateral lainnya, G20 tidak menetapkan sekretariat yang tetap, dikarenakan pergantian presidensi dilaksanakan tiap tahunnya dan dipegang oleh salah satu negara G20 sebagaimana yang telah tertulis pada Riyadh Summit 2020. Hal ini menjadi suatu kehormatan dan kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia untuk memegang Presidensi Group of 20 (G20) yang berlangsung selama satu periode dan dilaksanakan dari tanggal 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022. Serah terima keketuaan dilakukan di akhir KTT G20 di Roma, Italia tanggal 31 Oktober 2021 dari Prime Minister Italia Mario Draghi kepada Presiden Indonesia Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Dalam serangkaian pertemuan pada kegiatan G20 negara Indonesia berperan dalam mengatur runtutan pertemuan serta menentukan agenda utama atau prioritas. Serangkaian acara digunakan oleh Indonesia sebagai alat dan bakat menunjukkan posisi negara kita yang memimpin forum internasional tersebut yang bertujuan untuk memecahkan berbagai tantangan dan isu internasional.
Desakan dari berbagai negara dari berbagai aspek akibat dari pandemi COVID-19 menjadikan G20 yang memiliki ruang sebagai pendorong pemulihan. Oleh sebab itu, tema yang ditetapkan oleh Indonesia adalah “Recover Together, Recover Stronger”. Melalui tema tersebut, Indonesia mengundang seluruh dunia untuk bangkit bersama agar tercapai pemulihan bersama tanpa adanya suatu negara yang tertinggal dibelakang, dan mendorong kebijakan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan dari tema tersebut, Indonesia memfokuskan pada tiga sektor utama yang dinilai sebagai kunci untuk pemulihan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan yaitu sistem kesehatan dunia, transfromasi ekonomi dan digital, dan transisi energi.
ADVERTISEMENT
Dalam pembahasan G20 terdapat lima pilar presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 yaitu menguatkan lingkup kemitraan, mendorong keproduktifan, meningkatkan pertahanan dan kestabilan, memastikan pertumbuhan berkepanjangan dan komprehensif, dan kepemimpinan bersama secara universal yang lebih kuat.
Agenda yang dilaksanakan pada konferensi G20 terbagi dua jalur pembahasan, pertama Jalur Keuangan (finance track) dan Jalur Sherpa (sherpa track). Pada jalur keuangan diintegrasikan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang berfokus pada topik atau isu-isu keuangan. Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia berperan dalam pembahasan enam agenda prioritas yaitu Exit Strategy to Support Recovery, Addressing Scarring Effect to Secure Future Growth, Payment System in Digital Era, Sustainable Finance, Financial Inclusion: Digital Financial Inclusion and SME Finance, dan International Taxing. Sedangkan Jalur Sherpa, berfokus pada pembahasan isu-isu ekonomi non-keuangan seperti ekonomi digital, lapangan kerja, anti korupsi, pendidikan, pertanian, urusan luar negeri, kesehatan, budaya, pembangunan, energi berkelanjutan, lingkungan, pemberdayaan perempuan. Kedua pilar tersebut memiliki kelompok kerja atau Working Group.
ADVERTISEMENT
Selain dua track tersebut, terdapat pula Engagement Groups yakni 10 kelompok komunitas dari berbagai macam lingkungan profesional yang membahas berbagai topik pembicaraan. Tiap kelompoknya memiliki kedudukan yang penting bagi pemulihan kanca internasional, terutama melalui pemikiran nyata dan rekomendasi kebijakan yang tepat titiknya bagi pemimpin penyelenggara G20.
Berdasarkan prinsip komprehensif, Indonesia serta mendatangkan tamu dari berbagai negara serta organisasi internasional untuk turut serta kehadirannya dalam kegiatan G20. Di kesempatan yang ada, Presiden Joko Widodo menekankan kembali bahwa komprehensif menjadi tujuan utama dalam kepemimpinan Indonesia di G20 guna menciptakan “Leave No One Behind”. Presidensi G20 memiliki sebuah visi yang dapat bermanfaat untuk seluruh negara dan G20 tidak hanya memikirkan kepentingan anggotanya sendiri akan tetapi juga memberikan manfaat baik dari negara berkembang maupun kepulauan kecil yang ada.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Indonesia memberikan kepedulian yang besar kepada negara berkembang baik dari Asia itu sendiri, Afrika, Amerika Latin, dan gugusan pulau kecil yang ada seperti Karibia dan Pasifik. Presidensi G20 Indonesia mengundang 9 negara undangan yaitu Spanyol, Belanda, Ketua Uni Afrika, Singapura, Ketua the African Union Development Agency-NEPAD (AU-NEPAD), ketua Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), Persatuan Emirat Arab, Ketua the Caribbean Community (CARICOM), dan Ketua Pacific Island Forum (PIF).
Selain itu, terdapat pula 10 organisasi internasional undangan yaitu Islamic Development Bank (IsDB), United Nations (UN), International Labour Organization (ILO), Asian Development Bank (ADB), Financial Stability Board (FSB), International Monetary Fund (IMF), Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), World Health Organization (WHO), World Bank, dan World Trade Organization (WTO).
ADVERTISEMENT
Selain pada peran Indonesia di G20 kali ini, Indonesia juga ikut andil dalam beberapa konferensi. Diantaranya adalah menjadi Co-Chair Anti-Corruption Working Group berdampingan dengan negara Prancis di tahun 2010 hingga 2011, Co-Chair Working Group on Energy and Commodities Markets berdampingan dengan negara Inggris, menjadi tuan rumah dalam perjumpaan Study Group on Financing for Investment di Bali di tahun 2013, menjadi tuan rumah dalam pertemuan Infrastructure and Investment Working Group di Jakarta di tahun 2014 dan di Bali di tahun 2016, dan memegang Presidensi Group of 20 (G20) di tahun 2022.
Selain peran yang telah disebutkan di atas, Indonesia juga memiliki peran lainnya dalam G20 yaitu pengusulan beberapa gagasan yang diantaranya Inclusive Digital Economy Accelerator (IDEA Hub), Global Infrastructure Connectivity Alliance (GICA), dan Global Expenditure Support Fund (GESF).
ADVERTISEMENT