10 Langkah Sukses Menulis

Fatatik Maulidiyah
Guru di MAN 2 Mojokerto
Konten dari Pengguna
27 Februari 2021 8:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatatik Maulidiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menulis adalah perjuangan
zoom-in-whitePerbesar
Menulis adalah perjuangan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jangan remehkan apa yang telah kita tulis. Siapa lagi yang bisa menghargai tulisan kalau tidak diri kita sendiri sebagai pihak yang melahirkannya. Jika kita bangga, yakin dan percaya diri bahwa tulisan kita memiliki nilai, berharga, tidak remeh, memiliki marwah dan kita telah memantaskan diri untuk tidak diremehkan, selanjutnya adalah memperjuangkannya. Orang lain akan melakukannya seperti kita.
ADVERTISEMENT
Tulisan mewakili siapa diri kita. Seberapa banyak pengetahuan dan pengalaman kita, seberapa dalam pemahaman kita tentang sesuatu, termasuk seperti apa attitude kita. Karena itulah kita tidak bisa sembarangan menulis. Orang lain bisa menilai diri kita, mengenal seperti apa kita, dan salah satunya melalui tulisan-tulisan kita.
Disebutkan dalam sebuah kata-kata bijak, "Jika kamu memperindah dirimu, maka keindahan itu adalah untuk dirimu, dan jika kamu memperburuk dirimu, sesungguhnya keburukan itu kembali padamu ". Hal ini dapat kita terapkan pada diri kita dalam hal menulis.
Namun yang perlu kita perhatikan adalah, bagaimana memperjuangkan sebuah tulisan agar memiliki nilai, menginspirasi, memberikan hal positif pada pembaca. Hal ini membutuhkan suatu usaha, antara lain :
Pertama, membangun motivasi yang kuat pada diri sendiri. Kita harus mengetahui tujuan kita menulis. Untuk apa, tentang apa, dan akan dibaca oleh siapa (siapa audiensnya).
ADVERTISEMENT
Kedua, fokuslah pada apa yang kita kuasai dan kita sukai, juga hal-hal di sekitar kita yang bisa rasakan dan kita alami. Perbanyak bacaan dan sering-sering membaca karya orang lain Hal ini akan melahirkan sebuah tulisan yang meyakinkan pembaca.
Ketiga, menulislah dengan hati. Artinya menulislah dengan penuh ketulusan dan kesungguhan. Bahwa tulisan kita ini merupakan hal yang lahir melalui suatu proses. Tidak tiba-tiba terjadi atau asal menggoreskan pena, hasil tulisan yang benar-benar ditulis dengan penuh kesungguhan akan sampai pada benak dan hati pembaca. Pembaca bisa merasakan apa yang kita tuliskan.
Keempat, konsisten dalam menulis. Jika kita menyatakan diri sebagai seorang penulis, konsekuensinya adalah menulis setiap hari. Meskipun hanya 200 kata dalam sehari. Perjuangkan dalam hal menyediakan waktu dari 24 jam itu untuk menulis.
ADVERTISEMENT
Jika tidak segera menulis, mungkin kita akan melewatkan suatu ide yang mungkin saja sangat berharga. Segera menuliskannya adalah perjuangan pertama menyelamatkan gagasan dari makhluk bernama lupa. Menuliskannya juga bisa mengikat apa yang pernah kita rasakan, kita ketahui dan kita alami.
Kelima, milikilah tiket untuk menjadi penulis yakni dengan menerbitkan buku kita. Semakin banyak kita menerbitkan buku semakin tegas pula kita sebagai penulis.
Keenam, Milikilah seorang mentor, guru, instruktur atau apa pun namanya untuk memberikan bimbingan kita, juga memberikan kita pengetahuan dalam hal kepenulisan. Masuklah dalam kelas-kelas menulis, hal ini sangat membantu kita untuk menjaga stamina menulis juga memberikan kontribusi positif bagi kita agar bisa kuat berjuang. Berjuang untuk selalu menulis.
ADVERTISEMENT
Ketujuh, menulis bukanlah suatu aktivitas berkompetisi. Jangan berkompetisi dengan siapa pun kecuali pada diri sendiri. Bahwa kita harus lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Carilah komunitas-komunitas yang bisa membangkitkan kita untuk terus menulis. Berjuang sendirian sangat sulit. Kita bukan Lonely Ranger. Manusia selalu membutuhkan orang lain. Entah semangat, motivasi, saling bertukar pikiran dan saling memberi saran.
Kedelapan, bersikaplah selalu optimis. Jangan kasih kendor pada rasa minder, tidak yakin juga keragu-raguan atas kesuksesan karya kita. Lakukanlah yang terbaik. Total.
Kesembilan, jangan berhenti belajar. Merasa sempurna akan menghentikan kita dari ikhtiar untuk mengembangkan diri. Hal ini akan melalaikan diri kita bahwa waktu terus bergerak dan orang-orang sekitar kita telah berubah menjadi lebih baik, bertransformasi juga bermetamorfosis menjadi seseorang yang sangat sukses.
ADVERTISEMENT
Kesepuluh, mulailah dari sekarang, jangan menunggu lebih lama. Kita tidak akan tahu kendala-kendala apa yang akan kita hadapi.
Semoga kita bisa memperjuangkan tulisan kita sebagai sumbangsih pada zaman yang makin lama makin membutuhkan hal-hal positif dari diri kita.***
Ilustrasi perempuan menulis buku harian. Foto: Shutter Stock