Konten dari Pengguna

4 Mahasiswa Umsida Beri Pencerahan di Pulau Bangka Belitung

18 September 2023 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
4 Mahasiswa Umsida Beri Pencerahan di Pulau Bangka Belitung
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sambut kedatangan empat mahasiswa nya yang telah mengabdi selama 1 bulan mulai 29 Juli hingga 14 September 2023 pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah Aisyiyah (KKNMAs) di Bangka Belitung.
ADVERTISEMENT
Keempat mahasiswa dari Umsida ini adalah Umar Rizki Fitroni Merciandy Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Haprian Prodi Teknologi Pangan, Nur Mashlichah Ilma dan Mutafarida keduanya dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Penyambutan dilaksanakan di ruang rapat Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Jumat (15/09/2023) dihadiri oleh Direktur DRPM Dr Sigit Hermawan MSi, Ketua pelaksana Indah Apriliana Sari W ST MT dan Kabid Abdimas Rohman Dijaya SKom MKom.
Para mahasiswa menceritakan bagamana kegiatan mereka selama melaksanakan KKNMAs di Bangka Selatan. Diawali oleh Nur Mashlichah Ilma atau yang akrab disapa Ilma mendapat tugas di Kelurahan Tanjung Ketapang Kecamatan Toboali. Wilayah ini dekat dengan pantai sehingga mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi daerah seperti ini Ilma memiliki program mengolah hasil laut dengan inovatif agar meningkatkan harga jual. Karena menurut risetnya selama di daerah tersebut, masyarakat selalu menjual hasil laut dalam kondisi mentah.
"Karena selama disana ikan selalu dijual dalam kondisi mentah, belum ada pengolahan seperti abon ikan atau nugget ikan. Sehingga program utama kami adalah mengajak masyarakat membuat nugget ikan tongkol. Ikan tongkol sendiri merupakan salah satu hasil laut yang melimpah disana," ungkapnya.
Tidak hanya meningkatkan minat UMKM warga, Ilma juga memiliki banyak program kerja lainnya seperti santunan anak yatim, sosialisasi stunting dan edukasi bahaya narkoba. Ilma mendapat informasi bahwa narkoba sudah merajalela di wilayah tersebut. Sehingga ia diminta membantu mengedukasi warga mengenai bahaya narkoba.
ADVERTISEMENT
"Banyak korban narkoba disana bahkan anak-anak untuk itu kami diminta mengedukasi masyarakat mengenai bahaya narkoba. Kami bekerja sama dengan puskesmas setempat," ujarnya.
Tidak hanya KKN Ilma juga mendapat kesempatan melaksanakan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang ke 2 disana. Ilma mendapat 30 hari untuk aktif di sekolah.
" Saya juga terintegrasi PLP 2 dan mendapati mengajar di SDN 2 Toboali. 10 hari kami diberi waktu untuk mengajar langsung, 20 hari lainnya kami membantu adik adik untuk belajar PBB dan ekskul lainnya," pungkasnya.
Selanjutnya Mutafarida juga menceritakan apa saja kegiatan yang ia lakukan selama di Desa Kepoh Kecamatan Toboali, Bangka Selatan. Berbeda dengan Ilma kondisi daerah ini terlewati sungai, dan menjadi tempat pembuangan akhir beberapa wilayah. Sehingga sampah yang menumpuk menjadi masalah utama.
ADVERTISEMENT
"Mengatasi hal ini kami mengajukan program pengolahan sampah ecobricks. Sehingga sampah tersebut bisa diolah kembali untuk menjadi batu bata, tempat duduk dll," ujarnya.
Tidak hanya itu, Mutafarida juga melaksanakan program kerja lainnya seperti bergabung bersama ibu-ibu PKK dan Posyandu untukĀ  gotong royong melaksanakan kegiatan sosial dan kerja bakti.
Berbeda dengan teman-temannya yang lain daerah Desa Kepoh ini bisa dibilang wilayah padat penduduk. Sehingga Mutafarida masih banyak melaksanakan kegiatan sosial. Tidak hanya itu Ia juga seringkali mendapat makanan dari warga sekitar.
"Masyarakat di desa tersebut padat dan Alhamdulillah selama disana kami diperlakukan dengan sangat baik bahkan tak jarang kami dikirim makanan oleh warga setempat," ujarnya.
Mutafarida juga mendapat kesempatan untuk melaksanakan PLP 2 di sana. Ia mengungkapkan bahwa kondisi siswa disana beberapa masih belum bisa membaca.
ADVERTISEMENT
"Kondisi anak-anak belum bisa membaca bahkan sudah di kelas 5 SD. Maka dari itu setiap sore kami membuka Teras Belajar Baca untuk para siswa. Kami juga diberi kesempatan memberikan ujian kepada siswa sebagai evaluasi pembelajaran yang kami berikan" ungkapnya.
Selain itu tambahnya,"kami juga berbagi informasi kepada guru- guru disana mengenai PPT dan video. Karena beberapa guru belum memahami cara memanfaatkan media pembelajaran menggunakan PPT seperti bagaimana membuat transisi PPT dan masih banyak lagi".
Karena salah satu mahasiswa KKNMAs yaitu Haprian berhalangan menghadiri kegiatan ini, Umar Rizki Fitroni Merciandy menjadi mahasiswa terakhir yang memaparkan bagaimana kegiatannya selama masa KKNMAs berlangsung.
Umar yang bertugas di Kelurahan Teladan juga mendapati beberapa kondisi yang berbeda diantara teman-temannya. Di desa tersebut masalah Demam berdarah dengue (DBD) saat ini meresahkan warga.
ADVERTISEMENT
"Dengan kasus tersebut kami melakukan sosialisasi cara mengatasinya tidak hanya itu, tindak lanjutnya adalah kegiatan senam kesehatan dan kerja bakti. Agar lingkungan lebih bersih dan mengurangi resiko DBD," ungkapnya.
Selain itu, Umar sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab di Umsida juga melaksanakan kegiatan Kajian Akbar yang sukses hingga tidak hanya menjadi program desa namun masuk program Kecamatan Toboali.
"Kajian akbar kami hingga masuk program kecamatan. Kami tidak menyangka dari awal kita mengundang warga biasa untuk mengikuti kajian biasa menjadi kajian milenial karena anak muda disana ternyata tertarik mengikuti kajian kami," jelasnya.
Umar juga melaksanakan kegiatan PLP. Namun, karena kondisi siswa yang juga hampir sama dengan yang lain Umar merubah rencananya dari yang ingin mencerdaskan siswa menjadi menjaga minat belajar siswa. Ia juga mengungkapkan bahwa tujuannya ini linier dengan ungkapan Bupati Bangka Selatan yang pernah Ia dengar bahwa "Jika ada pelajar yang tidak dapat melanjutkan pendidikan karena biaya akan kita jemput dan kita biayai," dengan begitu akhirnya Ia menyesuaikan diri dengan kondisi ini yang tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
"Kami akhirnya membuat RPS dengan pembelajaran yang lebih menarik dengan menggunakan media meskipun sangat terbatas. Ternyata inovasi tersebut disambut baik bahkan saya ditawari untuk menetap disana dan menjadi tenaga pengajar," ungkapnya.
Kabar gembira juga datang dari para siswa Hizbul Wathan (HW) yang mereka bina berhasil meraih Juara 1 dalam kontes yang diikuti.
Penulis: Rani Syahda