Konten dari Pengguna

WO Jadi Tersangka Kebakaran Bromo, Dosen Manajemen Event Umsida Beri Tanggapan

9 September 2023 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: twt/ipoksamidub
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: twt/ipoksamidub
ADVERTISEMENT
Wedding Organizer (WO) yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan netizen di media sosial. Sebab kebakaran bukit Teletubbies di kawasan Bromo, diduga karena ulah pengunjung yang hendak melakukan foto prewedding di area tersebut.
ADVERTISEMENT
Konsep yang diusung pengunjung itu kebetulan menggunakan flare di area yang rentan mengalami kebakaran. Tak ayal, kejadian tersebut menghanguskan vegetasi seluas 50 hektar. Setelah melakukan penyelidikan, pihak kepolisian menetapkan manajer WO sebagai tersangka atas kasus kebakaran ini.
Lantas, bagaimana tanggung jawab sebuah wedding organizer (WO) dalam kasus kebakaran di bukit Teletubbies? Dosen Manajemen Event Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yaitu Nur Maghfirah Aesthetika, M.Med.Kom turut memberikan tanggapan atas hal ini.
“Bisnis WO saat ini tentu sangat berbeda dengan WO jaman dulu. Kalau Dulu, daya jual mereka lebih menitikberatkan pada hasilnya, baik foto maupun video. Untuk menghasilkan hal tersebut, maka mereka bergantung pada alat yang digunakan,” ujar Fira.
ADVERTISEMENT
Kalau era sekarang, sambungnya, tantangan WO adalah bagaimana menjual ide dan kreativitas serta konsep yang menjadi pembeda dengan WO lainnya. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi yang terus berkembang membuat orang khususnya WO yang didominasi anak muda, berlomba membuat ide yang menarik.
Sumber: Humas Polri

Hal yang Perlu Diperhatikan oleh Wedding Organizer

Ide yang Proporsional

Ide yang dijadikan oleh WO memang harus berbeda dengan WO lain untuk menarik perhatian calon klien. Namun, perlu diperhatikan bahwa pemilihan ide harus seimbang dengan hal lainnya seperti kondisi, tempat dan cuaca.

Perhitungan Sebelum Eksekusi

“Maksud perhitungan yang pas itu, mulai dari budget, waktu, termasuk juga perhitungan resiko saat pelaksanaan acara seperti kasus Bromo kemarin. Kasus tersebut bisa saja bisa saja kurang memperhitungkan resiko dari konsep yang dimuat,” lanjut kepala program studi Ilmu Komunikasi ini.
ADVERTISEMENT
Saat memilih konsep acara, perempuan yang berkecimpung di dunia event sejak sepuluh tahun lalu ini berpendapat agar sebagai WO bisa mempertimbangkan properti yang aman untuk digunakan tanpa mengurangi kreativitas dari konsep yang dibuat.
Setelah mendapatkan beberapa penjelasan tersebut, lalu apa saja sebenarnya skill yang harus dimiliki untuk menjadi wedding organizer?
Sumber: Pexels

Skill yang Dibutuhkan Wedding organizer

Pada dasarnya, sebuah Wedding Organizer (WO) adalah pihak yang bertanggung jawab mengelola seluruh aspek acara pernikahan. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan seluruh rangkaian acara pernikahan berjalan lancar. Adapun beberapa kemampuan yang diperlukan dalam sebuah wedding organizer.
ADVERTISEMENT

Komunikasi

Pihak WO selalu berkomunikasi dengan pihak vendor yang telah dipesan klien. Seperti pada kasus Bromo ini, seharusnya pihak-pihak yang terlibat dalam pernikahan klien berkoordinasi terlebih dahulu tentang properti dan aturan yang tidak boleh dilanggar saat melakukan rangkaian acara, termasuk foto prewedding.
Selain itu, sebelum di hari H sebelum melakukan suatu kegiatan, hendaknya pihak WO, klein, dan vendor lainnya melakukan briefing singkat untuk memastikan semua pihak paham tentang kegiatan yang akan dilakukan.

Manajemen

Tugas utama sebagai wedding organizer adalah mengelola sebuah acara. Oleh karena itu, skill ini menjadi hal dasar yang harus dimiliki.
Beberapa aspek yang harus dikelola atau diatur oleh WO seperti manajemen waktu, mengatur anggota tim dan tugasnya, serta susunan acara.
ADVERTISEMENT

Kerja sama tim

Pekerjaan sebagai wedding organizer merupakan pekerjaan yang dilakukan secara tim. Jadi, kemampuan bekerja sama dan kepemimpinan dibutuhkan dalam pekerjaan ini.
Sikap kerjasama ini akan berguna untuk menjalankan pekerjaan. Tiap anggota WO memiliki tugas masing-masing. Dalam menjalankan tugasnya, pasti akan berhubungan dengan tugas anggota lainnya.

Problem solving

Walau dari awal WO dan vendor lainnya sudah memikirkan konsep dan rencana yang matang, tidak bisa dipungkiri bahwa acara akan berjalan baik. Bisa saja terjadi hal yang terduga terjadi di tengah acar, seperti kebakaran bukit Teletubbies di Bromo kemarin.
“Dari kasus tersebut, kemampuan inilah yang diperlukan dalam sebuah WO. Bagaimana mereka mengatur dan menyelesaikan masalah dengan tim dan memikirkan solusi terbaik bersama karena hal itu menjadi tanggung jawab pekerjaan mereka,” lanjut Fira.
ADVERTISEMENT

Kreatif

Kemampuan yang dibutuhkan sebagai wedding organizer yang terakhir yaitu kreativitas dan pengetahuan luas. hal ini bertujuan agar WO bisa memahami apa yang diinginkan klien. Selain itu, jika suatu saat klien meminta bantuan WO terkait ide, maka mereka bisa memberikan beberapa opsi.
“Saat ini, WO berlomba-lomba memberikan ide dan konsep yang sesuai dengan perkembangan zaman. Karena hasil dari pekerjaan mereka sudah dibantu dengan teknologi. Tinggal ide dan kreativitasnya saja yang menjadikan daya saing,” pungkas dosen manajemen event ini.
Itulah tadi ulasan dosen Umsida mengenai kasus kebakaran di kawasan Bromo yang menetapkan manajer WO diamankan pihak kepolisian. Semoga dengan kejadian dan artikel ini, bisa menjadi pelajaran bagi siapapun termasuk mahasiswa yang tak sedikit menjadi freelancer di bidang ini.
ADVERTISEMENT
Narasumber: Nur Maghfirah Aesthetika, M.Med.Kom
Penulis: Romadhona S.