Konten dari Pengguna

Media Massa dan Budaya Populer Dalam Khalayak Sosiologi

umuatiqoh
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
29 Desember 2020 5:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari umuatiqoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berkembangnya teknologi di Indonesia memudahkan siapa pun untuk mengakses internet dengan mudah. Menurut O'Breien (dalam Bungin 2009) perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi sosioteknologi. Dahulu untuk mendapatkan informasi harus melalui surat kabar, namun kini individu disajikan informasi dengan mudahnya melalui media massa. Informasi yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang dapat mengubah seseorang dari pengonsumsi konten jadi pembuat konten.
ADVERTISEMENT
Perilaku masyarakat membuat munculnya budaya populer dan atas kehendak media. Bahwa budaya populer adalah budaya yang lahir atas kehendak media (Sunarti 2003). Semakin banyak seseorang untuk menghabiskan waktu menonton televisi dari segala jenis program, maka ia akan semakin mengadopsi pandangan dominan mengenai dunia yang ditampilkan di media tersebut atau bisa disebut sebagai teori kultivasi (Quail, 2011 : 258). Dengan itu media menyediakan masyarakat simbol untuk khalayak guna membentuk sebuah aturan dengan menyakinin hal tersebut merupakan keadan di kehidupan yang sesungguhnya.
Dapat kita lihat dari anak-anak sampai lansia menggunakan media dalam berkomunikasi, dengan ini apakah media sudah benar-benar mencakup semua kebutuhan informasi yang diinginkan? Teori uses and gratification milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut (Nurudin, 2011 : 192). Kalau kita lihat pengguna media dalam memakainya secara memilah atau selektif guna memuaskan informasi bukan hanya pasif dengan menerima informasi dari media massa.
ADVERTISEMENT
Ada lima elemen dari uses and gratification menurut Elihu Katz, Jay Blumer dan Michael Gurevitch antara lain (1). Khalayak adalah pihak yang aktif dan pengguna media yang mereka lakukan untuk berorientasi tujuan, (2). Inisiatif dalam menghubungkan kebutuhan dekan kepuasan terharap pilihan media tentu bergantung pada anggota khalayak, (3). Media berkompetisi dengan sumber kebutuhan kepuasan yang lain, (4). Orang-orang sadar dalam menggunakan media, minat dan motif sehingga memungkinkan peneliti menyediakan gambaran lebih akurat terhadap pengguna tersebut, (5). Keputusan pada nilai mengenai bagaimana khalayak menghubungkan kebutuhannya dengan media atau isi tertentu sebenarnya ditunda.
Dari hasil penjelasan tersebut jika dihubungan dengan fenomena di Twitter yang sedang trending topic kembalinya K-pop yaitu Do Kyungsoo anggota EXO dari WAMIL (Wajib Militer) yang seharusnya kembali pada tanggal 25 Januari, namun karena pandemi Covid-19 kepulangannya jadi dipercepat, tapi diresmikan nya Kyongsoo tetap pada tanggal 25 Januari 2020. Apakah dengan ini penggunaan media massa sudah mendapatkan infromasi yang mereka cari atau sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Menurut Mc. Quail (2011 : 164), khalayak aktif adalah mereka yang terlibat dalam pengolahan koqnitif aktif dari informasi yang datang dan pengalaman. Dapat diartikan bahwa masyarakat yang menggunakan media memilki cara untuk memahami makna dari konteks yang didapatnya. Khalayak merupakan sekumpulan individu yang memilki relasi dengan media massa dengan maksud khalayak sebagai penerima pesan (receiver) yang menggunakan dan memanfaatkan media massa cetak, elektronik ataupun internet yang berperan menjadi pembaca, pendengar, penonton atau pengguna untuk mendapatkan informasi, pendidikan, dan hiburan yang memiliki sifat anonimatis (Pujileksono, 2015 : 166).
Pada awalnya konsep khalayak dalam studi komunikasi, khalayak sebagai kelompok pasif yang menerima informasi begitu saja dari media massa. Namun seiring berkembangnya waktu menurut Fiske (Pujileksono, 2015 : 166), penelitian khalayak menggunakan studi resepsi berawal dari asumsi bahwa khalayak merupakan kelompok sosial aktif dan sebagai pemilik budaya yang berkuasa dalam menentukan dan menghasilkan makna berbagai wacana yang ditawarkan media massa.
ADVERTISEMENT
Media massa dapat menyampaikan produk yang kita inginkan melalui pencarian, Contoh nya ketika kita ingin membeli sepatu tentunya media massa dapat menyajikan pilihan beberapa informasi mengenai sepatu dan menampilkan beberapa iklan. Bukan hanya itu media massa sering kali menyampaikan informasi terkait budaya, berita, film yang tentunya dapat memuaskan khalayaknya. Kemudian K-pop muncul adalah kehendak dari masyarakat milenial yang menyukai genre musik korea, hingga rela menghabiskan tabungannya untuk membeli album dan keluar negri hanya untuk melihat konser. Budaya populer dapat memberikan keuntungan sebesar-besarnya, disini peran media untuk memanfaatkannya. Masyarakat akan menelaah dari media massa apa itu sebuah kebudayaan, setiap individu memilki sebuah karakter dan seleranya masing-masing kemudian muncul ide-ide yang realitas, bagaimana terciptanya perubahan sosial dari hal tersebut media massa dapat menciptakan budaya populer.
ADVERTISEMENT
Dampak hal itu, menyebabkan lahirnya perilaku yang cenderung mengundang sejuta tanya, karena hadirnya budaya populer di tengah masyarakat kita, tak lepas dari induknya yaitu media yang terlah melahirkan dan membesarkannya (Kellner, 2010). Media berperan aktif dan mengikuti perkembangan zaman, kehadiran media berkaitan erat dengan penyebaran informasi dan budaya dapat tersebar luas, hal ini media massa dapat menciptakan masyarakat yang kreatif.
Umu Atiqoh, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta