Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
DoScreen, Langkah UMY Cegah Diabetes di Lingkungan Pekerja Migran Malaysia
25 Januari 2025 14:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari UMY Mengabdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kuala Lumpur, Malaysia – Dosen Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dr. Mahendro Prasetyo Kusumo, atau yang akrab disapa dr. Mahe, kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pengabdian masyarakat bertajuk "Implementasi DoScreen untuk Deteksi Dini Diabetes Melitus pada Pekerja Migran di Malaysia". Kegiatan yang berlangsung pada (19/1/25) di PCIA dan PCIM Malaysia ini dilakukan sebagai upaya untuk memperluas jangkauan inovasi DoScreen ke tingkat internasional.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan mahasiswa yang terlibat aktif dalam program ini, yaitu Drg. Agnis Ulfah Nur Zakiyah, Sp.ORT, Dr. Made Bramantya Karna, SpOT(K), Ratna Yunita, Dian Prasetyo, dan Risa Kurniawati, dr. Mahe memperkenalkan DoScreen sebagai aplikasi pintar untuk mendeteksi dini risiko diabetes melitus (DM). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan DM melalui pola hidup sehat, terutama di kalangan pekerja migran yang memiliki risiko tinggi akibat gaya hidup tidak sehat dan akses kesehatan yang terbatas.
DoScreen sebagai Solusi Internasional
Aplikasi DoScreen merupakan hasil penelitian yang telah dikembangkan sejak tahun 2020, dan kini diperkenalkan secara luas di beberapa negara, termasuk Malaysia, Thailand, dan Taiwan. Dalam presentasinya, dr. Mahe menjelaskan bahwa DoScreen tidak hanya praktis dan mudah digunakan, tetapi juga memberikan rekomendasi pencegahan dan deteksi dini DM.
ADVERTISEMENT
"Pekerja migran sering kali menghadapi tantangan dalam menjaga kesehatan akibat keterbatasan waktu, akses layanan kesehatan, dan tekanan kerja. DoScreen dapat menjadi alat yang membantu mereka menjaga kesehatan dengan lebih mudah," ungkap dr. Mahe.
Kolaborasi dengan PCIA, PCIM Malaysia, dan Unhas
Pengabdian masyarakat ini melibatkan kerjasama erat dengan PCIA dan PCIM Malaysia sebagai mitra lokal, serta Universitas Hasanuddin (Unhas) yang diwakili oleh Prof. Andi Dian Permana. Selain memperkenalkan DoScreen, dr. Mahe bersama mahasiswa juga mengadakan sesi edukasi tentang pola makan sehat, pentingnya aktivitas fisik, dan deteksi dini DM. Program ini mendapatkan sambutan positif dari para pekerja migran, yang merasa kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan mereka.
Kontribusi Mahasiswa dan Ketua Panitia
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan ini, para mahasiswa tidak hanya bertindak sebagai fasilitator, tetapi juga edukator yang mendampingi peserta dalam memahami penggunaan DoScreen. Ketua panitia, Dr. Onza, memimpin koordinasi program ini bersama tim, memastikan semua aspek berjalan lancar. "Keterlibatan mahasiswa tidak hanya memberikan pengalaman berharga dalam pengabdian masyarakat internasional, tetapi juga menumbuhkan empati dan pemahaman akan tantangan kesehatan yang dihadapi pekerja migran," tambah dr. Mahe.
Apresiasi dan Harapan Peserta
Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari para pekerja migran. Wakil dari PCIA dan PCIM Malaysia menyampaikan bahwa pengabdian masyarakat ini sangat berkesan dan memberikan dampak positif langsung kepada para peserta. Mereka juga berharap agar program serupa dapat kembali dilaksanakan tahun depan, sebagai tindak lanjut dari keberhasilan program ini.
ADVERTISEMENT
Pencegahan DM sebagai Investasi Masa Depan
dr. Mahe menekankan bahwa pencegahan DM melalui deteksi dini adalah langkah penting dalam menekan beban kesehatan di masa depan.
"Jika kita tidak mulai dari sekarang, generasi mendatang akan menghadapi risiko kesehatan yang lebih besar. DoScreen adalah inovasi yang diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi global dalam pencegahan diabetes melitus," tutup dr. Mahe.
Dengan dukungan dari berbagai pihak dan antusiasme peserta, kegiatan ini diharapkan menjadi model pengabdian masyarakat berbasis teknologi untuk kesehatan global yang dapat diterapkan di negara-negara lain.