Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Dosen UMY Bantu Petani Tingkatkan Produksi Padi Secara Ramah Lingkungan
15 Maret 2025 10:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari UMY Mengabdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tim pengabdian masyarakat Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ir. Agung Astuti, M.Si, dan Ir. Mulyono, M.P., menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan bagi Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Minggir, Sleman, pada (21/2/25). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi padi melalui penerapan budidaya System of Rice Intensification (SRI) yang ramah lingkungan serta pembuatan pupuk organik NPK Granule.

Produksi padi di JATAM Sendangsari, Minggir, Sleman, masih tergolong rendah, yaitu sekitar 4-5 ton per hektare. Rendahnya produksi ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penggunaan benih yang terlalu tua, tekstur tanah yang keras, dan kesulitan mendapatkan pupuk. Melalui diskusi bersama, petani setempat sepakat untuk meningkatkan produksi beras sehat dengan menerapkan metode SRI yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini difokuskan pada dua tujuan utama. Pertama, memberikan pemahaman kepada petani tentang budidaya padi sehat dengan metode SRI. Kedua, melatih petani dalam menyeleksi benih padi menggunakan larutan garam, pembibitan dengan metode besek, serta pembuatan pupuk organik NPK Granule.
Proses kegiatan dilaksanakan melalui beberapa tahap. Pertama, Focus Group Discussion (FGD) untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi petani dan solusi yang dapat diterapkan. Kedua, penyuluhan tentang budidaya padi sehat dengan metode SRI yang ramah lingkungan. Ketiga, pelatihan seleksi benih padi menggunakan larutan garam dan pembibitan dengan metode besek. Keempat, pelatihan pembuatan pupuk organik NPK Granule dari limbah darah kambing, tepung tulang, dan abu Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).
Para petani terlihat antusias mengikuti kegiatan ini dan mengajukan banyak pertanyaan selama sesi diskusi. Beberapa hal baru yang dipelajari petani antara lain penggunaan pupuk sintetik secara berlebihan tidak menyuburkan tanah, melainkan merusak lingkungan dan menurunkan produksi padi. Selain itu, seleksi benih padi dengan air selama ini belum maksimal, sehingga perlu menggunakan larutan garam dan pembibitan dengan besek untuk hasil yang lebih baik. Petani juga baru mengetahui bahwa limbah darah kambing, tulang ayam, dan sabut kelapa (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Melalui kegiatan ini, petani JATAM Minggir memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru tentang budidaya padi sehat dengan metode SRI. Mereka juga telah terampil dalam menyeleksi benih padi menggunakan larutan garam, pembibitan dengan besek, serta pembuatan pupuk organik NPK Granule dari bahan limbah. Diharapkan, penerapan ilmu ini dapat meningkatkan produksi padi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.