Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Dosen UMY beri Pelatihan Manajemen Kesehatan Pascabencana untuk Kader ‘Aisyiyah
7 Maret 2025 10:18 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari UMY Mengabdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader ‘Aisyiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah dalam manajemen kesehatan pasca bencana, Dosen Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bersama mahasiswa MARS UMY dan Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pelatihan inovatif bertajuk “Inovasi Pelatihan Manajemen Kesehatan Pasca Bencana dengan Integrasi Game Five Level Prevention”. Kegiatan yang diketuai oleh Dr. dr. Merita Arini, MMR, ini dilaksanakan pada Minggu (16/2/25), di Gedung Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kulon Progo, dan diikuti oleh 40 orang kader ‘Aisyiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah se-Kulon Progo.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader ‘Aisyiyah mengenai pengelolaan kesehatan pasca bencana, termasuk manajemen posko, pengelolaan dapur umum, serta penerapan konsep Five Levels of Prevention melalui simulasi dan permainan edukatif. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kulon Progo serta para kader yang antusias mengikuti rangkaian acara dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Acara dimulai dengan sesi registrasi dan pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta. Setelah pembukaan dan pembacaan surat Al-Mulk sebagai bentuk refleksi dan doa, sesi inti pelatihan dimulai dengan pemaparan materi oleh dr. Merita Arini. Ia menjelaskan konsep “Five-Level Prevention” (Pencegahan 5 Tingkat) dalam konteks kesehatan dan bencana, yang mencakup pencegahan primer, sekunder, tersier, kuaterner, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat terdampak.
Untuk memperdalam pemahaman peserta, kegiatan dilanjutkan dengan sesi permainan edukatif bertema “Five-Level Prevention Mastery” yang dipandu oleh Farid Suryanto, S.Pd., MT., dosen UAD. Melalui permainan ini, peserta diajak untuk mengidentifikasi dan menerapkan konsep pencegahan lima tingkat dalam berbagai simulasi dan kasus yang diberikan. Sesi ini berlangsung dengan antusiasme tinggi, karena peserta dapat belajar sambil berinteraksi secara langsung.
ADVERTISEMENT
Setelah sesi permainan, peserta mengerjakan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman mereka. Acara ditutup dengan diskusi mengenai rencana tindak lanjut yang dapat diterapkan oleh para kader di komunitas masing-masing. Diskusi ini bertujuan memastikan bahwa ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan secara nyata dalam upaya pencegahan dan penanggulangan risiko kesehatan di lingkungan mereka.
Kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari para peserta. Chotimah, perwakilan PDA Kulon Progo, menyatakan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kita semua, sehingga kita menjadi contoh maju, berkemajuan dalam tindakan, ilmu, dan segala aspek.” Sri Widyaningrum dari PCA Kokap Kulon Progo juga mengungkapkan, “Pelatihan ini baik, mudah dipahami, dan bisa dipraktikkan langsung sehingga sangat bermanfaat.”
Suratini, Ketua PDA Kulon Progo, menambahkan, “Kami berharap kerjasama ini dapat dilanjutkan untuk pengabdian berikutnya.”
ADVERTISEMENT
Manajemen kesehatan pasca bencana merupakan aspek krusial dalam mitigasi dan pemulihan dampak bencana. Konsep Five-Level Prevention menjadi strategi efektif dalam menangani permasalahan kesehatan di situasi darurat, mencakup pencegahan primer hingga peningkatan kualitas hidup masyarakat terdampak. Melalui pelatihan ini, kader ‘Aisyiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah Kulon Progo memperoleh wawasan dan keterampilan yang dapat diterapkan di komunitas mereka, sehingga siap menghadapi tantangan kesehatan pasca bencana.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat, khususnya kader ‘Aisyiyah, dalam menghadapi situasi darurat dan bencana di masa mendatang.