Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Dosen UMY Kenalkan Alat Deteksi Glukosa Darah Non-Invasif di Sidokarto, Sleman
6 Maret 2025 14:42 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari UMY Mengabdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dr. dr. Mahendro Prasetyo Kusumo, S.Ked., M.M., FISPH., FISCM., AIFO-K., FRSPH, atau yang akrab disapa dr. Mahe, dosen Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), menggelar kegiatan pengabdian masyarakat dengan mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence (AI) berupa alat deteksi glukosa darah non-invasif berbasis Photoplethysmography (PPG). Kegiatan ini dilaksanakan pada 20 Februari 2025 di Sidokarto, Sleman, dan diikuti oleh kader kesehatan setempat.
ADVERTISEMENT
Alat yang dinamai Manismu Cek ini dirancang untuk memudahkan pemantauan kesehatan harian, khususnya dalam mendeteksi risiko Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) tanpa perlu menggunakan jarum. Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran kader kesehatan tentang pentingnya deteksi dini DMT2 serta mengenalkan teknologi inovatif yang dapat mendukung pelayanan kesehatan masyarakat.
Kegiatan diawali dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta, dilanjutkan dengan sesi edukasi tentang pentingnya deteksi dini DMT2 dan cara kerja alat Manismu Cek. Peserta kemudian diajak melakukan praktik langsung pemeriksaan gula darah menggunakan alat tersebut. Di akhir kegiatan, dilakukan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan peserta.
Widyati, salah satu kader kesehatan yang hadir, mengungkapkan antusiasmenya terhadap alat ini. “Selama ini, banyak dari kami takut cek gula darah karena harus ditusuk jarum. Dengan alat ini, pengecekan jadi lebih nyaman dan tidak menyakitkan. Semoga segera tersedia luas di masyarakat,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
dr. Mahe menjelaskan bahwa teknologi PPG yang digunakan dalam Manismu Cek memungkinkan deteksi glukosa darah melalui gelombang cahaya, sehingga tidak melukai kulit. “Ini adalah terobosan yang dapat memudahkan masyarakat, terutama mereka yang memiliki ketakutan terhadap jarum suntik,” tambahnya.
Kegiatan pengabdian ini berjalan lancar dan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Melalui kegiatan ini, diharapkan kader kesehatan dapat menjadi agen perubahan dalam menyebarluaskan informasi tentang pentingnya deteksi dini DMT2 serta memanfaatkan teknologi kesehatan yang inovatif seperti Manismu Cek.