Konten dari Pengguna

Inovasi Produk Serai Wangi: Peluang Ekonomi Baru Bagi Warga Semoyo Gunung Kidul

UMY Mengabdi
Berita tentang UMY
23 September 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari UMY Mengabdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses pembuatan produk sabun serai wangi
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan produk sabun serai wangi
ADVERTISEMENT
Gunungkidul, 27 Juli 2024 – Dr. Ir. Novi Caroko, S.T., M.Eng., dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), memimpin program pengabdian masyarakat yang bertujuan meningkatkan ekonomi warga Kalurahan Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Program ini fokus pada pengolahan minyak atsiri serai wangi yang diinisiasi oleh Kelompok Tani Bangkit di Padukuhan Wonosari.
ADVERTISEMENT
Program ini mencakup penyuluhan dan pelatihan bagi 15 anggota Kelompok Tani Bangkit serta pemuda sekitar untuk memperkenalkan standar rumah produksi sesuai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan cara membuat produk turunan seperti sabun mandi serai wangi. Menurut hasil survei, fasilitas produksi minyak atsiri kelompok tani tersebut belum memenuhi standar BPOM, terutama karena lantai rumah produksi masih berupa tanah merah yang licin dan membahayakan saat musim hujan.
Hasil sabun serai wangi yang sudah jadi
Sebagai upaya perbaikan, anggota kelompok tani bergotong royong melakukan pengecoran lantai rumah produksi demi menjaga kehigienisan dan keamanan proses produksi. Setelah perbaikan, dilanjutkan dengan sesi penyuluhan yang membahas dua topik utama: standar rumah produksi dan cara pembuatan produk turunan dari minyak atsiri.
Waldiyono, Ketua Kelompok Tani Bangkit, menyatakan bahwa penyuluhan dan pelatihan ini sangat bermanfaat. “Anggota kami jadi memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membuat sabun mandi dari minyak serai wangi, sehingga dapat menambah variasi produk dan meningkatkan pendapatan kelompok,” ujarnya.
Hasil produk sabun serai wangi yang sudah dikemas
Program ini berhasil meningkatkan pemahaman peserta terkait standar rumah produksi dan pembuatan sabun hingga 58,67%. Peserta juga mampu membuat produk sabun secara mandiri, yang diharapkan dapat dipasarkan untuk meningkatkan perekonomian lokal.
ADVERTISEMENT