Inspiratif: Dosen UMY Inisiasi Khitanan Massal Laser Gratis

Dr. Elsye Maria Rosa, M.Kep., dosen Magister Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), bersama tim tenaga medis dari RS AMC dan Kader PRA Trihanggo Sleman, sukses menggelar kegiatan khitanan massal dengan teknologi laser di TPA Ar Rahman, Jl. Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, pada Minggu (29/12/2024).

Kegiatan ini diperuntukkan bagi anak laki-laki berusia 2-13 tahun, dengan tujuan utama meningkatkan kesehatan reproduksi serta membantu menegakkan syariat Islam. Khitanan massal ini diikuti oleh 21 peserta yang berasal dari Kabupaten Bantul, Sleman, dan Kulon Progo. Selain khitan gratis, acara juga dimeriahkan dengan layanan kesehatan gratis, seperti pengecekan tekanan darah, asam urat, dan gula darah bagi warga setempat.

"Terima kasih kepada Bu Elsye dan PRA Trihanggo yang telah mengadakan sunatan massal gratis dengan teknologi canggih," ujar Ayah Faqih, salah satu orang tua peserta khitanan massal. Sementara itu, salah satu peserta cek kesehatan gratis, Yatihan, turut mengapresiasi kegiatan ini. "Nusuk jarume ora kroso, jadi tidak sakit. Semoga bisa diadakan setiap bulan dan ditambah dengan cek kolesterol," ujarnya.

Menurut Dr. Elsye, kegiatan ini memiliki beberapa tujuan khusus, antara lain meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa sirkumsisi dengan teknologi laser lebih aman dan minim rasa sakit, memperluas akses layanan kesehatan reproduksi bagi masyarakat kurang mampu, serta membantu mencegah infeksi menular seksual dan infeksi saluran kemih.

Pengabdian masyarakat ini juga dikemas dalam bentuk Tabligh Akbar dengan berbagai kegiatan lainnya, seperti pengajian Minggu pagi, pembagian sayuran gratis, dan layanan potong rambut gratis. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis Kader PRA Trihanggo Sleman untuk mengurangi ketakutan anak-anak terhadap sunat, yang selama ini dianggap menyakitkan.

Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang mendapatkan manfaat kesehatan, sekaligus menghilangkan stigma negatif terkait prosedur sirkumsisi. Ke depannya, diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan.