Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Santri Hadapi Stres Akademik dengan Cara Kreatif Lewat Art Therapy
30 April 2025 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari UMY Mengabdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kebumen, 16 Maret 2025 — Dalam upaya membantu para remaja menghadapi tekanan akademik di tengah tantangan era digital, Azam Syukur Rahmatullah, dosen Magister Studi Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), melaksanakan program pendampingan psikologis melalui metode Art Therapy di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an AD DIIN, Mangli, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Program ini ditujukan bagi santri dan santriwati sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang fokus pada peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan emosional. Pendekatan art therapy dipilih karena terbukti efektif dalam membantu remaja mengelola stres akademik, terutama di lingkungan pesantren yang penuh tuntutan belajar dan kedisiplinan.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi mengenai pentingnya pendampingan psikologis dan pengenalan metode art therapy. Selanjutnya, tim menyiapkan alat-alat seni seperti kertas gambar, cat air, dan pensil warna, serta menyusun materi dengan tema yang relevan. Dalam sesi utama, para santri diajak mengekspresikan emosi mereka melalui gambar bertema seperti "ekspresikan perasaan hari ini".
Uniknya, tidak ada penilaian atas hasil karya. Hal ini menciptakan ruang aman bagi para santri untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan, sekaligus membuka ruang diskusi kelompok untuk berbagi cerita di balik gambar. Diskusi ini bertujuan membantu santri mengenali perasaan mereka sendiri serta mendorong saling dukung di antara sesama teman.
ADVERTISEMENT
Program ditutup dengan evaluasi perasaan peserta dan dampak aktivitas terhadap kondisi mental mereka. Kegiatan ini juga dirancang agar bisa dipantau dan diulang secara berkala, demi menciptakan dampak jangka panjang dalam pengelolaan stres dan peningkatan kualitas hidup santri.
Para santri memberikan tanggapan yang sangat positif. Mereka merasa lebih mengenal diri sendiri dan lebih tenang dalam menghadapi masalah. Para pengasuh pondok (asatidz) pun menyambut baik program ini dan berharap kegiatan serupa dapat kembali dilakukan di masa mendatang.
Melalui program ini, Azam tidak hanya memperkenalkan alternatif solusi untuk kesehatan mental remaja, tetapi juga membangun pondasi bagi integrasi metode art therapy ke dalam sistem pendidikan pesantren secara berkelanjutan. Sebuah langkah kecil dengan dampak besar bagi masa depan generasi muda pesantren di era digital.
ADVERTISEMENT