Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Tingkatkan Indeks Kebahagiaan Guru, Dosen Keperawatan UMY Punya Cara Inovatif
24 Maret 2025 14:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari UMY Mengabdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan emosional para guru dan tenaga pendidikan, dosen Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY), Arianti, menggelar program terapi relaksasi bagi guru PAUD dan TK 'Aisyiyah Busthanul Athfal di Sedayu, Bantul. Kegiatan ini berlangsung pada (9/3/25) dan bertujuan untuk meningkatkan skala kebahagiaan para peserta melalui teknik relaksasi Benson dan terapi menggambar.
ADVERTISEMENT
Program pengabdian ini merupakan hasil kolaborasi antara Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY dan Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO), bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Usia Dini, Dasar, dan Menengah, Pimpinan Cabang 'Aisyiyah (PCA) Sedayu.
Sebelum pelaksanaan kegiatan, dilakukan survei pendahuluan oleh tim pengabdi dan Ketua Majelis PAUD Dasmen PCA Sedayu, Mencik Rumiasih, S.Pd. Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan guru dan tenaga pendidikan sebesar Rp666.000 per bulan, dengan skor kebahagiaan berada pada angka 20,9 dari skala 0-28. Menyadari pentingnya peningkatan kesejahteraan mental, terutama dalam menerima rezeki dengan ikhlas, maka program terapi relaksasi ini diinisiasi.
Mengambil momentum di bulan Ramadan, kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan acara rutin pentasyarufan kepada guru dan tenaga pendidikan yang tergabung dalam Ikatan Guru 'Aisyiyah Busthanul Athfal (IGABA) Sedayu.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi pertama, peserta diajarkan teknik Terapi Relaksasi Benson, yang telah terbukti efektif dalam menurunkan kecemasan. Teknik ini dilakukan dengan menarik napas dalam sambil mengucapkan kata-kata penguatan diri seperti "Allah", "saya dicintai", atau "saya kuat". Dalam sesi ini, salah satu peserta bahkan menangis karena merasa lebih lega, meskipun ia memilih untuk tidak mengungkapkan perasaannya lebih lanjut.
Terapi kedua yang dilakukan adalah terapi menggambar. Para peserta diberikan buku gambar serta alat mewarnai seperti crayon dan spidol. Mereka diminta menuliskan tiga kata yang mencerminkan perasaan mereka saat itu, lalu mengekspresikannya dalam bentuk gambar dan warna. Setelah selesai, peserta diminta untuk menunjukkan dan menjelaskan makna dari gambar yang telah dibuat.
Sebagai tindak lanjut, peserta diminta untuk terus mempraktikkan Terapi Benson dan terapi menggambar di rumah. Evaluasi dilakukan melalui Google Form untuk mengukur dampak kegiatan terhadap skala kebahagiaan peserta. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan skala kebahagiaan sebesar 3,7%, dengan total skor kebahagiaan naik menjadi 21,7 dari skala 0-28. Peningkatan ini menunjukkan bahwa terapi yang dilakukan secara rutin dapat semakin meningkatkan kesejahteraan emosional guru dan tenaga pendidikan.
ADVERTISEMENT
Salah satu peserta, Yuli Setiasih, mengungkapkan rasa terima kasihnya karena merasa lebih lega setelah mengikuti terapi. Ia menyatakan bahwa dirinya kini lebih siap menghadapi berbagai tantangan hidup. Peserta lain juga mengaku merasa lebih ringan karena beban emosional mereka berkurang.
Ketua PCA Sedayu, Sukarni, S.H., M.A., menyambut baik kegiatan ini dan berharap ada program serupa di masa mendatang.
Terapi Benson dan terapi menggambar terbukti dapat membantu menciptakan kondisi rileks serta meningkatkan kebahagiaan para guru dan tenaga pendidikan di IGABA Sedayu. Diharapkan program seperti ini terus berlanjut demi mendukung kesejahteraan mental tenaga pendidik di masa depan.