Konten dari Pengguna

Menumbuhkan Semangat Wirausaha di Kalangan Mahasiswa

Revi Marta
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas
9 September 2024 7:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Revi Marta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Semangat Wirausaha, sumber : freepik.com/stories
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Semangat Wirausaha, sumber : freepik.com/stories
ADVERTISEMENT
Dalam era globalisasi yang semakin kompetitif, wirausaha menjadi salah satu jalan untuk menciptakan kemandirian ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan baru. Namun, fenomena yang memprihatinkan adalah rendahnya motivasi mahasiswa untuk terjun ke dunia wirausaha, sehingga penting menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan mahasiswa. Sebagai generasi yang diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi masa depan, kurangnya minat ini menunjukkan adanya masalah mendasar yang perlu diurai dan dicari solusinya.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa, dengan latar belakang pendidikan yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya, seharusnya memiliki keunggulan dalam mengembangkan usaha. Mereka memiliki akses ke informasi, teknologi, dan jaringan yang lebih luas. Namun, realitas menunjukkan bahwa banyak dari mereka lebih memilih jalur karier yang aman dan stabil, seperti menjadi pegawai negeri atau karyawan perusahaan besar, daripada mengambil risiko untuk memulai usaha sendiri. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan rendahnya motivasi mahasiswa untuk menjadi wirausaha?
Salah satu faktor yang mungkin menjadi penyebab utama adalah ketakutan terhadap risiko. Wirausaha dikenal sebagai bidang yang penuh dengan ketidakpastian. Tidak ada jaminan bahwa usaha yang dibangun akan berhasil dan menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Bagi banyak mahasiswa, prospek ini terlalu menakutkan, terutama ketika dihadapkan dengan tekanan untuk segera mandiri secara finansial setelah lulus. Ketidakpastian ini semakin diperparah oleh pandangan sosial yang seringkali menganggap kegagalan sebagai sesuatu yang memalukan, bukan sebagai bagian dari proses belajar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sistem pendidikan yang ada saat ini juga tampaknya belum sepenuhnya mendukung pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Kurikulum pendidikan tinggi lebih banyak berfokus pada penguasaan teori dan keterampilan teknis yang spesifik, tanpa banyak memberikan ruang untuk kreativitas dan inovasi yang diperlukan dalam wirausaha. Pendidikan yang terlalu formal dan terstruktur ini cenderung mengarahkan mahasiswa untuk mencari jalur karier yang lebih konvensional, sehingga mereka tidak terbiasa berpikir out of the box yang sering kali dibutuhkan dalam dunia wirausaha.
Lingkungan sosial juga berperan besar dalam membentuk pola pikir mahasiswa terhadap wirausaha. Di banyak keluarga dan komunitas, wirausaha masih dipandang sebagai pilihan terakhir setelah berbagai opsi lain gagal. Dukungan keluarga yang seharusnya menjadi pendorong sering kali malah menjadi penghambat ketika orang tua lebih menginginkan anaknya mendapatkan pekerjaan yang dianggap lebih stabil dan terjamin. Hal ini diperparah dengan kurangnya role model atau panutan yang sukses di bidang wirausaha dalam lingkungan mahasiswa. Ketika mereka tidak melihat contoh nyata dari orang-orang yang berhasil dalam wirausaha, mereka cenderung merasa tidak yakin dan enggan untuk mencoba.
Kewirausahaan, sumber : freepik.com/stories
Selain faktor-faktor tersebut, budaya konsumtif yang kian menjamur di kalangan mahasiswa juga bisa menjadi penyebab rendahnya motivasi untuk berwirausaha. Banyak mahasiswa yang lebih fokus pada gaya hidup konsumtif dan kebiasaan hidup instan, yang sering kali bertentangan dengan prinsip wirausaha yang membutuhkan kesabaran, kerja keras, dan ketekunan. Kehidupan yang nyaman sebagai konsumen kadang membuat mereka terlena dan merasa tidak perlu bersusah payah untuk membangun sesuatu dari nol.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan berarti tidak ada harapan untuk membangkitkan minat berwirausaha di kalangan mahasiswa. Justru, fenomena ini menjadi tantangan bagi berbagai pihak, mulai dari pemerintah, institusi pendidikan, hingga komunitas bisnis, untuk lebih proaktif dalam menumbuhkan semangat kewirausahaan. Perlu ada perubahan paradigma dalam melihat wirausaha, bukan hanya sebagai pilihan karier, tetapi sebagai cara hidup yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat program-program kewirausahaan di kampus. Ini bisa dilakukan melalui penyediaan inkubator bisnis, pelatihan keterampilan wirausaha, hingga pendampingan oleh praktisi yang berpengalaman. Mahasiswa perlu diberikan pengalaman langsung dalam mengelola usaha, sehingga mereka dapat belajar menghadapi tantangan dan memahami dinamika pasar secara nyata. Pendidikan kewirausahaan juga harus lebih menekankan pada pengembangan soft skills seperti kreativitas, kepemimpinan, dan manajemen risiko, yang semuanya penting dalam menjalankan bisnis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kampanye dan sosialisasi mengenai pentingnya wirausaha bagi pembangunan ekonomi juga perlu digalakkan. Mahasiswa perlu diberi pemahaman bahwa wirausaha bukan hanya tentang mencari keuntungan pribadi, tetapi juga tentang memberikan kontribusi bagi masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja dan inovasi. Membangun kesadaran ini dapat mengubah pandangan mereka terhadap wirausaha dari yang semula dipandang penuh risiko, menjadi peluang yang penuh dengan potensi.
Tidak kalah pentingnya adalah peran keluarga dan lingkungan sosial dalam mendukung minat mahasiswa untuk berwirausaha. Orang tua dan komunitas perlu memberikan dukungan moral dan finansial bagi mahasiswa yang ingin mencoba berwirausaha. Kegagalan dalam berwirausaha harus dilihat sebagai bagian dari proses belajar yang akan membantu mereka menjadi lebih tangguh dan kreatif di masa depan. Dengan dukungan yang kuat, mahasiswa akan lebih berani untuk mengambil risiko dan mengejar impian mereka di bidang wirausaha.
ADVERTISEMENT
Dalam kesimpulannya, rendahnya motivasi mahasiswa untuk menjadi wirausaha adalah fenomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ketakutan akan risiko, sistem pendidikan yang belum sepenuhnya mendukung, tekanan sosial, dan budaya konsumtif, semuanya berkontribusi terhadap rendahnya minat ini. Namun, dengan upaya bersama dari berbagai pihak, semangat kewirausahaan dapat dibangkitkan kembali. Mahasiswa perlu didorong untuk melihat wirausaha sebagai jalan untuk mencapai kemandirian dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, bukan hanya sebagai pilihan karier, tetapi sebagai cara hidup yang penuh dengan tantangan dan peluang.