Konten dari Pengguna

Angkat Tema Islam dan Modernitas, FAI Gelar Short Course Internasional

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
24 Oktober 2024 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Short Course on Islamic Studies for International Students Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. FAI UAD)
zoom-in-whitePerbesar
Short Course on Islamic Studies for International Students Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. FAI UAD)
ADVERTISEMENT
Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkolaborasi dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Kolej Universiti Islam Antarbangsa Selangor (KUIS), Malaysia, mengadakan Short Course on Islamic Studies for International Students pada 21‒25 Oktober 2024. Pembukaan short course bertempat di Amphitarium lantai 9 Kampus IV UAD. Acara ini digelar secara internasional, baik luring maupun daring melalui Zoom Meeting yang diikuti oleh peserta dalam negeri yang berjumlah sekitar 400 orang dan peserta luar negeri 225 orang. Tema acara adalah “Islam and Modernity: Balancing Tradition and Progress in Southeast Asia”.
ADVERTISEMENT
Pemateri short course berasal dari berbagai instansi terkenal skala internasional, antara lain Dr. Nur Kholis, M.Ag. selaku Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD, Prof. Sunawari Long selaku Dekan Fakulti Pengajian Islam UKM, Dr. Rosni binti Wazir Dekan Fakulti Pengajian Peradaban Islam KUIS, Prof. Dr. Jaffary Awang selaku Pusat Kajian Ushuluddin dan Falsafah Fakulti Pengajian Islam UKM, Dr. Suriani Sudi selaku Timbalan Dekan Akademik dan Pengantarabangsaan KUIS, Fitria Sari Yunianti, S.S., M.Hum selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) UAD, Hatib Rachmawan, S.Pd., S.Th.I., M.Ag. selaku dosen Ilmu Hadis UAD, Yazida Ichsan, S.Pd.I., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UAD, Amrullah, S.E.I., M.A. selaku dosen Perbankan Syariah (PBS) UAD, dan Dr. Betty Mauli Rosa Bustam, M.A. selaku dosen Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) UAD.
ADVERTISEMENT
Dekan FAI UAD Dr. Arif Rahman, S.Pd.I., M.Pd.I. turut menyampaikan sambutannya, “Program short course merupakan upaya untuk meningkatkan mahasiswa asing di FAI UAD. Semoga kegiatan ini memberikan wawasan yang sangat penting dan masukan yang sangat berharga terutama untuk mencari solusi berbagai problem sosial yang berkelindan di tengah masyarakat terutama dalam hal pensdidikan dan dalam aspek agama,” tuturnya.
Wakil Rektor Bidang AIK UAD juga memberikan sambutan sekaligus membuka acara short course. “Kami atas nama pimpinan UAD tentu mengucapkan selamat untuk penyelenggaraan kegiatan short course dan mudah-mudahan akan membawa manfaat yang besar bagi kelembagaan, terutama bagi perguruan-perguruan tinggi sejawat. Kemudian dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Short Course on Islamic Studies for International Students kami nyatakan dibuka,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Pembicara pertama Prof. Ahmad Sunawari Long menyampaikan tentang keseimbangan tradisi dan modernitas Islam di Asia Tenggara yang dinamis dan memiliki banyak sisi. Ketika menekankan ijtihad dan nilai-nilai inti dengan mengadaptasi praktik-praktik, maka akan membentuk keterlibatan dengan pemikiran Islam global, mempromosikan organisasi-organisasi Islam moderat, serta mendorong dialog tentang gender dan keadilan sosial. Umat Islam Asia Tenggara dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara tradisi keagamaan dan tuntutan kehidupan modern. Caranya yakni dengan keseimbangan yang memungkinkan umat Islam di kawasan tersebut untuk tetap setia pada warisan spiritual sambil berpartisipasi aktif dalam dunia modern yang global.
Sementara itu, Dr. Rosni binti Wazir selaku pembicara selanjutnya juga menyampaikan bahwa Islam di Asia Tenggara berhasil menyeimbangkan tradisi keagamaan dan modernitas melalui dialog antaragama berdasarkan prinsip kerukunan dan toleransi. Meskipun terdapat tantangan seperti pluralisme dan ekstremisme, peran pemimpin agama, pendidikan inklusif, dan upaya masyarakat terus semangat untuk memperkuat hubungan antaragama. Melalui pendidikan dan dialog yang efektif, masyarakat dapat menjaga perdamaian dan kemajuan dalam suasana keberagaman agama yang harmonis. (Lus)
ADVERTISEMENT