Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
BEM FAST UAD Gelar Sekolah Lapangan dan Sosialisasi Pembuatan POC
25 Agustus 2023 8:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tim Program Pengembangan Kapasitas Organisasi (PPKO) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali melakukan sosialisasi dan sekolah lapangan . Kali ini tema yang diangkat adalah “Pelatihan dan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)”, yang berkolaborasi dengan Kelompok Tani Ngudi Makmur di Dusun Nogosari, Selopamioro, Bantul. Acara tersebut dihadiri oleh Drs. Hadi Sasongko, M.Si. dan anggota Kelompok Tani Ngudi Makmur pada 19-8-2023.
ADVERTISEMENT
“POC yang dihasilkan magot sangat bagus bagi tanaman, tetapi kami sulit untuk mendapatkan magot di wilayah Selopamioro. Masyarakat pun tidak tahu cara mengembangbiakkan magot karena selama ini mengira magot akan berkembang biak di dalam ember tumpuk POC. Namun, kenyataannya tidak seperti itu,” jelas Parjo, Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur.
Program ini merupakan pengembangan dari program sebelumnya, tentang tema yang sama POC. Jadi, setelah paham tentang kendala yang terjadi, akhirnya PPKO BEM FAST melakukan sekolah lapangan magot untuk membantu para petani memahami lebih mendalam manfaat dan fungsi dari POC. Tim juga melakukan penambahan jumlah anggota kelompok tani sejumlah 10 orang untuk memproduksi POC, sehingga total anggota kelompok tani yang memproduksi adalah 25 orang.
ADVERTISEMENT
Sekolah lapangan pemanfaatan magot dilaksanakan dengan memaparkan materi melalui PowerPoint dan mempraktikkan memasang ember tumpuk. Anggota kelompok tani yang belum mendapat alat dan bahan pada program sebelumnya, diberikan 1 set ember tumpuk dan magot, sedangkan masyarakat yang sudah memiliki ember tumpuk diberikan tambahan magot.
“Magot dapat dimanfaatkan untuk membuat POC dari limbah organik, sehingga penggunaan magot dapat mengurangi limbah organik dan POC dapat digunakan untuk pupuk tanaman yang aman bagi lingkungan. Selain itu, bapak-bapak dapat memanfaatkan magot untuk pakan ternak dan juga dapat dijual kembali. Selain pupuk cair, kasgot atau bekas magot dapat pula dijadikan pupuk padat,” ucap Nuzul, salah satu mahasiswa.
Warga sangat antusias dalam menanggapi sosialisasi dan sekolah lapangan pemanfaatan magot. Sesi tanya jawab berlangsung sangat aktif, salah seorang warga mengungkapkan, “Kami mengharapkan POC dapat dipasarkan, dan dibuatkan desain yang menarik. Untuk itu kami berharap agar tim juga membantu dalam memasarkannya, khususnya terkait legalitas produk,” tutup Nuzul. (roy)
ADVERTISEMENT