Berkat Dukungan Orang Tua dan Konsistensi, Lathifah Bisa Terus Berprestasi

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
21 Maret 2023 8:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lathifah Irsyadiyah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Lathifah Irsyadiyah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Lathifah Irsyadiyah atau biasa disapa Lathifah, merupakan mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ia angkatan 2020 yang berasal dari Bantul, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Lathifah berhasil meraih 2 medali sekaligus pada ajang nasional yakni Prabu Challenge VI, yang dilaksanakan pada tanggal 24–26 Februari 2023 di Stadium Indoor Vanue Prapon, Kelapa Dua Tangerang. Ajang ini diikuti lebih dari 2000 atlet dari berbagai daerah dan kategori. Kekalahannya pada Prabu Challenge tahun 2022 tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berlatih dan mencoba lagi pada tahun 2023. Terbukti, ia berhasil meraih medali emas kategori Poomsae Individual Putri dan medali perak kategori Kyorugi Under 49 Kg Senior Putri.
Agar bisa tampil dengan maksimal, Lathifah mengatakan, “Latihan setiap hari dengan konsisten, biasanya sehari 2 kali latihan ditambah dengan latihan mandiri 1 kali. Jadi, totalnya 3 kali latihan dalam sehari ketika mulai mendekati kejuaraan. Tidak lupa juga tetap diiringi dengan doa dan dukungan orang tua, pelatih, serta teman-teman atlet lainnya.”
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, “Seneng banget, semua atlet have fun selama di sana. Ofisial, manajer, dan pengurus UKM juga dengan baik memperlakukan atlet-atletnya. Jadi, waktu pertandingan para atlet pun bisa bertanding dengan enjoy dan tampil maksimal.”
Antara menyangka dan tidak menyangka, ia bisa meraih 2 medali sekaligus dengan 2 kategori yang berbeda dan di ajang yang sama. “Sedangkan saya juga belum tahu bagaimana kualitas lawan dari berbagai daerah. Terlebih daerah DKI dan Jawa Barat yang notabene mereka memiliki kualitas di atas daerah lainnya.”
Lathifah sudah menggeluti seni bela diri sedari kecil, tepatnya saat ia duduk di kelas 1 SD. Jadi saat kuliah ini ia meneruskan dan dimasukkan orang tuanya untuk ikut seni bela diri. Karena ketelatenan orang tua yang membuatnya latihan terus, akhirnya ia bisa masuk ke pusat pelatihan daerah dan sampai sekarang masih bergabung dan menggeluti seni bela diri taekwondo.
ADVERTISEMENT
“Semoga ke depannya saya bisa terus berprestasi dan mengikuti kejuaraan-kejuaraan dengan mempertahankan prestasi. Selain itu bisa membuat keluarga terus bangga dan mengharumkan nama kampus,” tutup Lathifah. (Zah)