Buat Pupuk dari Ampas Tahu, Mahasiswa UAD Juara II PKM-K di Puspresma

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
1 Oktober 2021 10:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lima mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yakni Misbahul Munir dari Program Studi (Prodi) Biologi, Putri Julia Afikasari dari Prodi Fisika, Tatas Arya Putra dari Prodi Ekonomi Pembangunan, Dandy Ramdhan Yahya dari Prodi Ekonomi Pembangunan, dan Lukman Hakim dari Prodi Sastra Indonesia berhasil memperoleh juara II dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) yang diselenggarakan Pusat Presentasi Mahasiswa (Puspresma) di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTM-A). Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting.
ADVERTISEMENT
“Pupuk Cerdas Ampas Tahu Solusi Lingkungan Hijau” menjadi judul yang mereka angkat, mengingat banyaknya limbah ampas tahu yang menimbulkan pencemaran lingkungan. Limbah tersebut berbau busuk dan tidak nyaman, sehingga mahasiswa berusaha mengubah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Proses pengemasan pupuk organik dari limbah yang akan dijual (Foto: Istimewa)
“Kami mengambil judul ini karena daerah Miri Sawit, Panggungharjo, terdapat limbah yang sangat mengganggu berupa limbah ampas tahu yang mencemari lingkungan. Nah dari segi kata tercemar, muncullah ide kami terkait pemanfaatannya berupa pupuk organik,” ungkap Misbahul Munir, selaku ketua kegiatan PKM-K. Selanjutnya, proses limbah ampas tahu sampai jadi pupuk yang matang membutuhkan waktu empat belas hari.
Lima mahasiswa UAD itu mendapat bimbingan dan pendampingan Dra. Hj. Listiatie Budi Utami, M.Sc. selaku Kepala Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (Fast). Menurut Listiatie, ide awal tersebut dari mahasiswa, ia hanya memoles agar menjadi menarik.
ADVERTISEMENT
“Mereka mempunyai ide dan aktivitas yang bagus dalam membuat kegiatan ini, saya hanya mengawasi, kadang juga kami melakukan pertemuan untuk pelurusan saja,” kata Listiatie.
Ia juga menambahkan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat mereka tidak bisa berbuat banyak karena pembatasan-pembatasan. Oleh karena itu, ia mengarahkan semua kegiatan sebisa mungkin melakukan di rumah masing-masing dan saling berkomunikasi.
“Kendala lain yang dihadapi, karena peraturan dari pemerintah untuk membatasi kegiatan selama PPKM mereka melakukan promosi dan menjual produk pupuk organik di marketplace,” imbuhnya.
Misbahul berharap, jangan takut untuk bergerak walau itu bukan bidang kita, gagal itu pasti ada tapi yang terpenting jangan takut untuk mencoba. From nothing to something, ayo ciptakan produk baru yang bermanfaat. (Amb)
ADVERTISEMENT