Konten dari Pengguna

Dialog Lintas Agama, Toleransi, dan Solidaritas di Indonesia

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
21 Januari 2025 10:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Arivansi Ringu Kodi, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi (Dok Arivan)
zoom-in-whitePerbesar
Arivansi Ringu Kodi, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi (Dok Arivan)
ADVERTISEMENT
Arivansi Ringu Kodi, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2022 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil mengharumkan nama kampus dengan mengikuti Muhammadiyah Youth Interfaith Leadership Program (MY-ILP). Sebagai mahasiswa Kristen Protestan, Arivansi menunjukkan bahwa keberagaman tidak menjadi penghalang untuk berkontribusi dalam kegiatan yang bertujuan mempromosikan dialog lintas agama, toleransi, dan solidaritas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
MY-ILP, yang diinisiasi Muhammadiyah, merupakan program kepemimpinan lintas agama bagi mahasiswa non-muslim yang berkuliah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) seluruh Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di Kota Denpasar, Bali, pada 13‒15 Januari 2025. Program ini membekali peserta dengan keterampilan kepemimpinan, pemahaman nilai-nilai kebangsaan, serta menanamkan semangat keadilan dan kemanusiaan.
Kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan dari 18 PTMA, termasuk Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Muhammadiyah Manado, hingga Bali International Management (BIM) University. Peserta berasal dari berbagai latar belakang agama, seperti Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, dan terdiri atas 18 laki-laki dan 22 perempuan. Keberagaman ini menjadi cerminan harmoni yang diusung dalam MY-ILP.
Untuk mengikuti program ini, Arivansi melewati seleksi ketat yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama melibatkan seleksi berkas, termasuk menulis esai bertema “Aku, Muhammadiyah, dan Indonesia”, serta mendapatkan surat rekomendasi dari organisasi kampus, dalam hal ini Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UAD. Tahap kedua berupa wawancara yang menilai komitmen dan pemahaman peserta tentang toleransi dan kepemimpinan lintas agama.
ADVERTISEMENT
Selama kegiatan, Arivansi merasakan pengalaman yang sangat berkesan. Salah satu momen unik adalah ketika peserta mengunjungi Puja Mandala, simbol keberagaman di Bali yang menyatukan lima tempat ibadah dari agama yang berbeda. Arivansi mengungkapkan bahwa melalui program ini, ia semakin termotivasi untuk memperjuangkan toleransi dan menghormati keberagaman dalam kehidupan sehari-hari. “Kami cepat akrab meski berbeda latar belakang. Program ini mengajarkan bahwa perbedaan adalah kekuatan untuk memajukan bangsa,” ujarnya.
Arivansi juga mengapresiasi Muhammadiyah yang telah menciptakan ruang inklusif bagi mahasiswa non-muslim. Menurutnya, pengalaman ini tidak hanya menambah wawasan tentang pentingnya toleransi, tetapi juga memperluas relasi dengan teman-teman dari berbagai provinsi di Indonesia. “Sangat sedih saat berpisah dengan teman-teman luar biasa ini. Pengalaman ini benar-benar tak terlupakan,” katanya menutup cerita.
ADVERTISEMENT
Arivansi menjadi salah satu contoh nyata bahwa keberagaman di PTMA adalah kekuatan yang bisa membangun solidaritas dan persatuan untuk Indonesia yang lebih inklusif. Keterlibatannya dalam MY-ILP menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia siap menjadi pelopor perubahan menuju masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan penuh toleransi. (Dilla)