Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Halalbihalal Ortom UAD, Momen Introspeksi dan Penguatan Spiritual
24 April 2025 12:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masih dalam suasana bulan Syawal, halalbihalal organisasi otonom (ortom) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang digelar pada Sabtu, 19 April 2025 di Auditorium D Kampus III, tidak hanya menjadi ajang silaturahmi. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi wadah refleksi diri dan penguatan spiritual pasca-Ramadan. Acara menghadirkan Andy Putra Wijaya, S.E.I., M.S.I., dosen sekaligus Ketua Lazismu UAD, sebagai pemateri utama.
ADVERTISEMENT
Dalam ceramahnya, Andy menekankan pentingnya menjaga semangat Ramadan sepanjang tahun. Menurutnya, Ramadan adalah momen untuk melatih spiritualitas dan keikhlasan, tetapi tantangan sebenarnya justru hadir setelah bulan suci itu berlalu.
“Ulama terdahulu menangis ketika Ramadan berakhir. Bukan karena lelah, tetapi karena takut amal ibadah mereka tidak diterima,” jelasnya.
Ia kemudian mengajak para peserta untuk menjadikan bulan Syawal sebagai awal baru dalam menjaga ketakwaan dan keimanan. Andy juga mengulas esensi takwa sebagai tujuan utama dari ibadah puasa. Menurutnya, iman adalah pondasi utama yang mendorong manusia untuk menjalankan ketaatan secara konsisten. Ia mengingatkan bahwa banyak orang beribadah, tetapi motivasi spiritualnya lemah karena tidak dibangun di atas iman yang kuat.
“Ketika iblis menolak sujud kepada Adam karena merasa lebih mulia, di situlah kita belajar bahwa kesombongan adalah awal dari kehancuran. Jangan-jangan, dalam proses belajar atau berorganisasi, kita juga mewarisi sifat itu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyoroti tantangan beragama di era modern yang cenderung menjadikan agama sekadar urusan akhirat. Padahal, menurut Andy, agama juga relevan dengan urusan dunia seperti keadilan sosial, kemakmuran, dan kebahagiaan hidup.
“Orang beriman tidak seharusnya hidup dalam ketakutan dan kesedihan. Justru iman itu yang menghilangkan rasa takut akan masa depan, termasuk soal pekerjaan, pernikahan, dan hidup layak,” tambahnya.
Dengan penuh semangat, Andy juga membagikan kisah perjuangannya selama kuliah—mulai dari bekerja sebagai juru parkir hingga mampu melanjutkan pendidikan hingga jenjang doktoral. Kisah tersebut menjadi bukti nyata bahwa iman, ikhtiar, dan kepercayaan kepada Allah adalah kunci untuk melewati berbagai ujian kehidupan.
Melalui momen halalbihalal ini, peserta tidak hanya saling memaafkan, tetapi juga diajak menata kembali niat dan langkah perjuangan dalam menjalani kehidupan kampus dan organisasi dengan nilai-nilai iman yang kokoh. (Ito)
ADVERTISEMENT