Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Inovasi Axta Drink dari Mikroalga, Mahasiswa UAD Raih Juara III di Riset Expo
15 Juni 2023 8:25 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tim mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang diketuai oleh Maqfiro Revi Wahyu Titisari beranggotakan Imam Mahdi, Siti Nur Aini, dan Bambang Cahya Ramadhan, berhasil menyabet juara III pada kompetisi tingkat nasional bertajuk Riset Expo dalam gelaran Diponegoro Sustainability Industry Festival.
ADVERTISEMENT
Kompetisi bergengsi tersebut merupakan program tahunan yang diadakan oleh Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia (BKKMTKI) yang pada tahun ini dilangsungkan di Universitas Diponegoro, Semarang, pada 19 hingga 20 Mei 2023.
Tim UAD mengusung karya berjudul Axta Drink . Saat diwawancarai, Maqfiro mengungkapkan bahwa ide Axta Drink tercetus dari riset yang dilakukan oleh dosen dan beberapa mahasiswa termasuk ia dan tim tentang mikroalga jenis Aurantiochytrium yang kemudian dikembangkan untuk menghasilkan astaxanthin.
“Astaxanthin merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan Axta Drink yang mengandung antioksidan tinggi dibandingkan dengan bahan lain,” paparnya.
Riset tersebut juga dilatarbelakangi oleh banyaknya hutan bakau di Indonesia yang menghasilkan mikroalga jenis Aurantiochytrium tetapi masih kurang dimanfaatkan. Menariknya, belum ada satu pun peneliti di Indonesia yang melakukan riset tersebut sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Axta Drink dilatarbelakangi pada penelitian mikroalga yang kurang dimanfaatkan dengan baik dan jarangnya usaha yang berbahan dasar dari mikroalga. Padahal mikroalga memiliki kandungan yang sangat banyak. Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan sentral minuman tradisional, hal tersebut juga memberikan ide terhadap pembuatan minuman inovasi.”
Maqfiro mengungkapkan bahwa metode penelitian dilakukan secara primer maupun sekunder yaitu dengan melakukan riset langsung dan mengulas jurnal. “Dalam prosesnya terdapat berbagai kendala yang dihadapi, tetapi kami berusaha menangani kendala tersebut dengan menerapkan profesionalitas tim. Alhamdulillah kendala dapat teratasi,” kata Maqfiro.
Ke depannya, ia dan tim berharap dapat melakukan pengujian lebih lanjut agar produk dapat diperjualbelikan pada publik. (eka)