Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Mahasiswa FH UAD Bahas Kepemimpinan dalam LDKM
23 April 2025 10:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Muhammad Aliffitra Ismail, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2021 sekaligus Staf Kementrian dalam Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UAD, menjadi pemateri utama dalam kegiatan bertema “Definisi dan Pentingnya Sinergi dalam Kepemimpinan”. Ini adalah program kerja yang diselenggarakan oleh BEM FH UAD yakni Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) di Binakarya Homestay, Yogyakarta, pada Sabtu, 19 April 2025.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan bahwa secara harfiah, seorang pemimpin memiliki kewenangan untuk mengarahkan, membina, ataupun menuntun para pengikutnya. Menurutnya, kepemimpinan adalah sebuah seni untuk mengkoordinasikan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
“Tipologi kepemimpinan terbagi menjadi enam, yaitu tipe autokratik, paternalistik, karismatik, laissez faire, demokratik, dan militeristik,” ungkapnya. Tipe autokratik berarti pemimpin yang tidak mau menerima kritik, saran, maupun pendapat. Pemimpin dengan tipe tersebut sering kali kurang mampu mengikat rasa emosional kepada pengikutnya.
Tipe paternalistik cenderung memiliki sifat mengayomi dan bersikap layaknya orang tua terhadap para anak-anaknya demi kesejahteraan bersama. Tipe karismatik biasanya memiliki daya tarik yang kuat dan visi yang jelas sehingga mampu membangun hubungan emosional yang mendalam. Kemudian pemimpin yang memberikan kebebasan yang penuh terhadap bawahannya untuk mengambil keputusan disebut laissez faire. Gaya pemimpin yang menekankan partisipasi aktif anggota dalam mengambil keputusan disebut dengan tipe demokratif.
ADVERTISEMENT
Banyaknya tipe gaya dalam memimpin menjadikan pembelajaran bahwa ada gaya pemimpin yang memang harus dihindari seperti tipe autokratik. Rasa ingin menang sendiri harus mampu dikendalikan dengan baik agar mampu menciptakan sinergitas yang baik.
Alif berharap dengan penjelasan terkait kepemimpinan ini bisa menjadi wadah yang bermanfaat bagi para calon pemimpin. Ia juga menyebutkan sikap pemimpin tidak boleh lepas dari nilai-nilai tauhid, moralitas, serta ajaran Qur’an hadis. (Salsya Yunita)