Mahasiswa Teknologi Pangan UAD Dukung Pengembangan Produksi Garam di Wonoroto

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
27 Januari 2023 9:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim PPKO Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan survei pengelolaan garam di Wonoroto, Bantul, Yogyakarta (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Tim PPKO Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan survei pengelolaan garam di Wonoroto, Bantul, Yogyakarta (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam tim Program Peningkatan Kapasitas Ormawa (PPKO) berhasil membantu peningkatan kualitas produksi garam di Padukuhan Wonoroto, Bantul. Ir. Muhammad Mar’ie Sirajuddin, S.Pt., M.Sc., IPP. didapuk untuk menjadi pendamping tim PPKO HMTP selama kegiatan berlangsung.
ADVERTISEMENT
Penerjunan dilakukan pada 18 Desember 2022. Beberapa program utama yang dirancang oleh tim antara lain adalah pelatihan pembuatan garam dan sosialisasi terkait kehalalan produk garam. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga nantinya dapat digunakan dalam bidang pangan.
Diketahui bahwa sebelum penerjunan, tim PPKO HMTP telah melaksanakan survei lokasi tambak garam yang menjadi tempat produksi garam lokal di Wonoroto. Tambak telah menggunakan sistem garam tunnel, yakni proses produksinya tidak terganggu oleh musim atau cuaca. Namun, lokasi tersebut sudah tidak beroperasi sejak tahun 2020 karena terjadi penumpukan hasil garam yang masih berpasir.
Salma Maulidya Prastiwi selaku Ketua Tim PPKO HMTP menjelaskan bahwa masalah tersebut terjadi karena adanya kesalahan pemasangan sistem tunnel bersirip sehingga mengakibatkan kontaminasi pasir dan tanah pada garam. “Hal itu membuat garam yang dihasilkan jadi tidak layak konsumsi dan akhirnya hanya digunakan sebagai pakan ternak,” terang Salma.
ADVERTISEMENT
Menjawab tantangan tersebut, tim PPKO HMTP kemudian berhasil melakukan pemurnian garam krosok menggunakan metode rekristalisasi. Metode tersebut membuat garam yang dihasilkan menjadi halus dan bersih. Garam juga diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa kontaminasi logam dan bahan pelarut lainnya telah sesuai dengan kadar SNI garam konsumsi sehingga produk tersebut bisa dinyatakan layak untuk dikonsumsi.
Metode rekristalisasi dilakukan dengan melarutkan 250 gram garam krosok dengan 1 liter air, kemudian dilakukan filtrasi atau penyaringan menggunakan saringan tahu. Filtrat yang dihasilkan direbus menggunakan api kecil sambil dilakukan pengadukan sehingga dihasilkan garam bertekstur halus dan bersih dari pasir serta tanah. Salma menuturkan bahwa dalam proses ini dihasilkan 230 gram garam murni dari material awal yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk sosialisasi kehalalan produk, Muhammad Mar’ie Sirajuddin ditunjuk untuk menjadi pembicara dan menyampaikan tentang “Sertifikasi Halal dengan Metode Self Declare untuk UMKM”. Kegiatan dilaksanakan pada 31 Desember 2022 dengan berkolaborasi bersama mitra Kelompok Swadaya Desa yang terdiri atas karang taruna, PKK, dan ibu rumah tangga setempat. (tsa/ist)