Konten dari Pengguna

Maroon Discuss IMM FAI Kupas Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
2 Mei 2025 10:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Bersama Maroon Discuss IMM FAI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. IMM FAI UAD)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Bersama Maroon Discuss IMM FAI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. IMM FAI UAD)
ADVERTISEMENT
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan menggelar kegiatan Maroon Discuss dengan tema “Cabang Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi” pada Sabtu, 26 April 2025. Acara ini berlangsung di depan Kantin Adi UAD dan dihadiri oleh para mahasiswa dengan antusias.
ADVERTISEMENT
Kegiatan menghadirkan Immawan Reza Fauzi Nur Taufiq selaku kepala bidang Riset Pengembangan Keilmuan (RPK) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM DIY, sebagai pemateri utama. Diskusi dipandu oleh Immawan Alfin Syahrin, anggota Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM FAI UAD. Tujuan dari acara ini adalah untuk memperkenalkan konsep dasar filsafat kepada mahasiswa serta mendorong mereka agar mampu mengaplikasikan nilai-nilai filsafat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pemaparannya, Immawan Reza Fauzi menekankan bahwa filsafat digunakan untuk membangun kerangka berpikir dan memahami sejarah perkembangan peradaban manusia. Ia mengungkapkan, di era Yunani kuno terjadi peralihan dari mitos ke logos, yang menjadi spirit awal perkembangan filsafat. “Prinsip utama filsafat adalah rasa ingin tahu yang mendalam. Filsafat dibangun dari pertanyaan ke pertanyaan lain, mencari apa yang tersembunyi di balik setiap pertanyaan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Reza juga mengaitkan filsafat dengan ajaran Al-Qur’an, dengan mengutip prinsip “Kenali dirimu, maka kamu akan mengenali Tuhanmu”. Ia menekankan pentingnya mengenal diri tanpa berlebihan, agar akal budi yang bebas nilai tetap seimbang dengan aspek spiritualitas. Menurutnya, akal, instrumen, intuisi, wahyu, alam, sejarah, dan rasio adalah alat dan sumber pengetahuan yang harus dikelola dengan benar.
Dalam diskusi tersebut, Reza mengajak peserta untuk selalu membangun kesadaran kritis. Ia menekankan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa harus mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Selain itu juga senantiasa menjadikan setiap hari sebagai perjalanan pencarian jati diri. Acara berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan dari peserta, menandakan tingginya antusiasme dalam memahami peran filsafat dalam membentuk cara berpikir dan bertindak. (Tifa)
ADVERTISEMENT