Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menjadi Guru Profesional di Masa Depan
29 September 2021 10:38 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan seminar Bangga Menjadi Guru melalui kanal YouTube FKIP UAD Official. Seminar tersebut bertujuan untuk membekali para mahasiswa peserta program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) I supaya siap dengan tantangan dunia pendidikan di masa depan. Peserta juga diharapkan bisa menggali ilmu tentang cara menjadi guru di masa depan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T., sebagai pemateri.
ADVERTISEMENT
Dwi menyampaikan, “Pembelajaran berubah drastis dari luar jaringan (luring) menjadi dalam jaringan (daring) karena Covid-19. Oleh karena itu, pendidik memerlukan kompetensi yang menunjang, sehingga dapat mengantisipasi secara proaktif untuk pendidikan di masa depan. Apalagi perkembangan dan pemanfaatan teknologi dapat memengaruhi dunia pendidikan.”
Global scenario akan sangat memengaruhi pendidikan dan lingkungan global. Susunan lingkungan pembelajaran di masa depan atau global scenario terdiri atas internet of things, robotics, artificial intelligent, automotion, dan augmented reality. Selanjutnya, hal yang dipelajari di sekolah relevan dengan dunia kerja, pada pendidikan masa depan. Hal itu serupa dengan Merdeka Belajar atau Kampus Merdeka yang diarahkan oleh Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.
Digital learning ecosystem perlu diterapkan dalam pendidikan di masa depan. Hal itu karena sekolah melakukan transformasi digital, maka mengelola sistem digital sangatlah penting. Katalog konten online juga penting bagi pembelajaran yang menentukan posisi di masa depan.
ADVERTISEMENT
Sering kali ada one size doesn’t fit all, maka pembelajaran diperlukan fleksibilitas. Sehingga pendidikan di sekolah perlu disediakan sumber belajar yang sifatnya adaptif. Kurikulum dan metode pembelajaran perlu disesuaikan untuk individu yang berbeda pada peserta didik. Hubungan sekolah dengan keluarga juga perlu diperhatikan, maka perlu memahami family school connections. Artinya, keluarga harus paham bahwa guru sebagai fasilitator belajar. Demikian dengan sekolah, harus sadar bahwa keluarga juga sebagai fasilitator belajar.
Teknologi bisa dikaitkan dengan berbagai hal, maka perlu memahami technology enhanced learning. Apalagi teknologi tidak bisa menjadi pendorong, tapi hanya sebagai tool. Jadi pendidikan di masa depan perlu pemahaman terhadap teknologi, kemampuan pedagogis pada pendidik, dan penguasaan materi.
Luaran pembelajaran akan berubah banyak di masa depan, maka perlu learning outcome. Keterampilan-keterampilan baru akan berbeda dengan yang dahulu. Oleh karena itu, kemampuan untuk reskilling dan up skilling menjadi momentum penting di masa depan. (Dew)
ADVERTISEMENT