Menjaga Kesucian untuk Menjaga Iman

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
13 Maret 2023 9:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
H. Rahmadi Wibowo S., Lc., M.A., M.Hum., pembicara Kajian agama Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Zahro)
zoom-in-whitePerbesar
H. Rahmadi Wibowo S., Lc., M.A., M.Hum., pembicara Kajian agama Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Zahro)
ADVERTISEMENT
Kebersihan adalah sebagian dari iman, menjadi slogan yang tidak asing bagi kita. Ternyata, kata-kata itu diambil dari potongan hadis, yang artinya memberikan isyarat bahwa orang yang beriman maka hidupnya selalu bersuci.
ADVERTISEMENT
“Yang menjadi pertanyaan adalah, apa yang harus disucikan sebagai sebagian dari iman itu?” tanya H. Rahmadi Wibowo S., Lc., M.A., M.Hum. saat menjadi pembicara kajian singkat Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang ditayangkan melalui kanal YouTube.
Menurutnya, terdapat 3 hal yang harus selalu disucikan. Pertama, hati. Hati adalah salah satu hal yang harus disucikan agar tidak mudah terkena penyakit. Sucikan hati dari penyakit-penyakit seperti syirik, sombong, dan riya. Seseorang yang senantiasa membersihkan hatinya dari kemusyrikan, maka ia adalah orang telah menyucikan hatinya.
“Kesombongan juga termasuk bagian yang harus disucikan, bahkan menurut ulama melalui pemahaman atau pembacaan terhadap Al-Qur’an, bahwa kesombongan itu adalah dosa yang pertama dilakukan oleh makhluk yaitu yang merasa paling besar dan paling merasa lebih bisa. Sehingga iblis dalam Al-Qur’an ketika di dalam surga diminta bersujud kepada Adam tetapi ia enggan, maka terusirlah karena kesombongannya. Selanjutnya adalah riya. Hati harus selalu dibersihkan dan disucikan dari kotoran-kotorannya,” jelas Rahmadi.
ADVERTISEMENT
Kedua, akal. Satu-satunya yang mengotori akal adalah kebodohan. Maka dalam Islam selalu dituntunkan untuk selalu belajar dan belajar, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal bisa dilakukan dengan mengikuti pengajian, kajian-kajian, membaca buku, dan lain-lain. Jadilah seorang pembelajar sampai sepanjang hayat, maka belajarlah dan terus belajar.
Ketiga, fisik. Lingkungan sekitar juga termasuk bagian dari fisik yang harus selalu disucikan. Dalam Islam sudah diajarkan agar senantiasa menjaga kesucian tubuhnya. “Pribadi muslim adalah pribadi yang bersih, pribadi yang selalu bersuci, menyucikan hati, akal, anggota tubuhnya, tempat tinggalnya, dan lain sebagainya,” tutupnya. (Zah)