Konten dari Pengguna

Omah Indische: Saksi Bisu Berbagai Peristiwa Penting

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
8 Januari 2025 9:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa Sastra Indonesia UAD Ungkap Sejarah Unik di Omah Indische (Dok Dilla)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Sastra Indonesia UAD Ungkap Sejarah Unik di Omah Indische (Dok Dilla)
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang mengikuti kelas Kehumasan berhasil mengungkap fakta menarik di balik kisah menyeramkan Omah Indische, yang lebih dikenal masyarakat sebagai “Rumah Pocong Sumi”. Kelompok mahasiswa yang terdiri atas Rizkyana Iswahyuni, Nur Anzlina, Indra Nurdiawan, Sabrina Andin, Titin Aprilianti, dan Putri Ningrum, melakukan liputan sejarah di lokasi tersebut sebagai bagian dari tugas liputan kreatif.
ADVERTISEMENT
Omah Indische terletak di kawasan strategis Yogyakarta dan sering dijadikan lokasi syuting film horor. Cerita-cerita menyeramkan yang berkembang di masyarakat menyebut rumah ini dihantui oleh sosok mistis bernama “Pocong Sumi”. Namun, liputan mendalam para mahasiswa Sastra Indonesia ini justru mengungkap sisi lain dari rumah tua tersebut. Di balik suasana angker, rumah itu memiliki nilai sejarah yang kaya dan desain arsitektur unik khas kolonial Belanda.
Rumah ini dibangun pada awal abad ke-20 oleh seorang pengusaha keturunan Belanda yang bernama Cornelis Hendrik Van Dijk. Omah Indische awalnya difungsikan sebagai rumah keluarga besar sekaligus tempat pertemuan sosial bagi kaum elite pada masa itu. Desainnya mengadopsi gaya Indische dengan ventilasi besar, dinding tebal, dan teras luas yang dirancang untuk menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia. Hingga kini, ornamen asli seperti ukiran kayu pada pintu dan jendela tetap terjaga keasliannya.
ADVERTISEMENT
Menurut Rizkyana Iswahyuni, “Kami menemukan bahwa cerita horor yang berkembang hanya mitos yang menutupi cerita sejarah sebenarnya. Omah Indische adalah saksi bisu berbagai peristiwa penting, mulai dari era kolonial hingga perjuangan kemerdekaan.” Selain itu, mereka juga mencatat bahwa rumah ini memiliki daya tarik wisata sejarah yang potensial jika dikembangkan lebih lanjut.
Dengan penemuan tersebut, mahasiswa Sastra Indonesia UAD berharap masyarakat dapat melihat Omah Indische dari perspektif berbeda, bukan hanya sebagai lokasi angker tetapi juga sebagai bagian dari sejarah Yogyakarta. Upaya mereka menunjukkan bahwa kehumasan tidak hanya soal komunikasi, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah dan budaya yang sering kali terlupakan. (Dilla)