Konten dari Pengguna

Pendidikan Hak dan Tanggung Jawab Bersama

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
7 Mei 2025 11:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dr. H. Riduwan, S.E., M.Ag., Khatib Jumat Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Mawar)
zoom-in-whitePerbesar
Dr. H. Riduwan, S.E., M.Ag., Khatib Jumat Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Mawar)
ADVERTISEMENT
Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyiarkan khutbah Jumat, 2 Mei 2025 dengan khatib Dr. H. Riduwan, S.E., M.Ag., Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Kepala Kantor Urusan Bisnis dan Investasi (KUBI) UAD.
ADVERTISEMENT
Ia mengajak jamaah untuk bersyukur dan memperkuat ketakwaan. “Jika kita bersyukur, insyaallah Allah akan menambah nikmat kepada kita,” tuturnya. Ia juga menyampaikan harapan agar umat Islam senantiasa istikamah dalam menjalankan sunah Rasulullah, agar kelak diizinkan oleh Allah untuk bersama Nabi Muhammad saw. di surgaNya.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada hari yang sama menjadi sorotan utama dalam khutbah tersebut. “Hari ini, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Ini adalah bentuk kesyukuran luar biasa, karena kita bisa menikmati pendidikan yang semakin hari semakin membaik,” ucapnya.
Sebagai bagian dari sivitas akademika, ia menekankan pentingnya memaksimalkan proses belajar. “Di manapun kita kuliah atau sekolah, harus kita syukuri. Gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, agar setelah lulus, kita bisa menebar kemaslahatan bagi umat.”
ADVERTISEMENT
Khutbah tidak hanya berisi seruan moral dan motivasi spiritual, tetapi juga kritik sosial yang tajam dan data yang konkret. Ia menyinggung kondisi kemiskinan di Indonesia yang menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masih menyentuh angka 60 persen dari total populasi.
Ia menjelaskan bahwa kemiskinan sangat berkorelasi dengan pendidikan. “Lebih dari 50 persen pengangguran di Indonesia berasal dari mereka yang hanya lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ironisnya, lulusan sarjana pun masih menyumbang angka pengangguran yang tidak sedikit,” paparnya. Ia menekankan bahwa rendahnya tingkat pendidikan berkontribusi besar pada kondisi kemiskinan struktural.
Mengutip firman Allah, Ia mengingatkan: “Dan hendaklah kamu merasa khawatir terhadap generasi yang lemah (dho’if) jika kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin…”
ADVERTISEMENT
Ayat tersebut menjadi peringatan serius bagi setiap kepala keluarga, pemimpin masyarakat, dan bangsa. “Meninggalkan generasi tanpa bekal ilmu dan keterampilan berarti mewariskan rantai kemiskinan yang panjang. Maka, pendidikan adalah jihad kita hari ini,” tegasnya.
Dalam khutbahnya, ia juga mengangkat nilai luhur yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, yaitu tentang mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurutnya, amanat konstitusi tersebut seharusnya menjamin bahwa tidak ada satu pun anak bangsa yang terhalang mengenyam pendidikan hanya karena alasan ekonomi.
“Pemerintah seyogianya menyelenggarakan pendidikan yang merata dan bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang status sosial atau latar belakang keluarga,” tegasnya.
Tak lupa, Ia menyinggung peran besar Muhammadiyah dalam sejarah perjuangan pendidikan bangsa. Sejak awal berdirinya, organisasi ini telah menempatkan pendidikan sebagai medan perjuangan utama. KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, disebutnya berperan fundamental dalam melawan kolonialisme Belanda. Bukan dengan senjata, tapi dengan mencerdaskan warga dan membangkitkan kesadaran akan penjajahan.
ADVERTISEMENT
“Muhammadiyah telah dan terus menghadirkan sekolah-sekolah yang luar biasa, tersebar di seluruh penjuru negeri. Ini bukan sekadar lembaga pendidikan, tapi juga titik-titik perjuangan untuk memutus mata rantai kebodohan dan kemiskinan.”
Ia berharap, momentum Hari Pendidikan Nasional mampu menyadarkan bahwa pendidikan bukan hanya hak, tetapi juga tanggung jawab bersama. “Mari kita beri seluas-luasnya akses pendidikan dan pengajaran bagi siapa pun, agar tercipta generasi penerus yang kuat, cerdas, dan berdaya saing. Kami mengajak seluruh elemen umat untuk menjadikan pendidikan sebagai jalan utama untuk keluar dari jebakan kemiskinan dan menciptakan kehidupan yang bermartabat. (mwr)