Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Peran Intangible Asset dan Keterampilan Adaptif di Tengah Transformasi Digital
6 Mei 2025 9:45 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sesi kedua Career Talks Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang digelar pada Sabtu, 26 April 2025, di Ruang Serbaguna (RSB) Lantai 5 Fakultas Teknologi Industri (FTI) UAD menghadirkan Rahmat Rian Hidayat, S.T., M.MSI. selaku dosen ASN dan praktisi IT governance, risk management, and compliance (GRC) sebagai pemateri. Ia berbagi wawasan tentang pentingnya membangun karier berbasis karakter dan kompetensi adaptif.
ADVERTISEMENT
Dalam pemaparannya, Rahmat menekankan bahwa keberhasilan karier di era digital bukan hanya bergantung pada keterampilan teknis, tetapi juga pada kekuatan intangible asset seperti karakter, reputasi, kemampuan berpikir kritis, komunikasi efektif, dan jaringan sosial. Ia menjelaskan bahwa perusahaan masa kini lebih mempertimbangkan kualitas-kualitas tersebut dibandingkan sekadar nilai akademis semata.
“Semakin mahal seseorang, semakin dihormati. Bukan hanya karena ilmunya, tetapi karena integritas, attitude, dan jejaring sosial yang dibangun,” tuturnya.
Rahmat juga mengajak mahasiswa untuk memperkaya portofolio mereka melalui dokumentasi pembelajaran, seperti membangun profil di LinkedIn dan GitHub, serta aktif menulis pengalaman belajar melalui blog. Menurutnya, kemampuan mendokumentasikan pengetahuan dan menunjukkan growth mindset adalah nilai tambah yang sangat diperhitungkan dalam dunia kerja.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan, terutama dengan meningkatnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mengubah kebutuhan tenaga kerja. Keterampilan seperti analytical thinking, problem solving, creativity, dan emotional intelligence akan menjadi modal utama untuk bertahan dan bersaing di tahun 2030 dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
“Gunakan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti kemampuan berpikir kritis. Manusia tetap diperlukan untuk menginterpretasikan data, membuat keputusan bijak, dan membangun komunikasi yang bermakna,” jelas Rahmat.
Career Talks ini membuka wawasan mahasiswa Informatika UAD tentang pentingnya membangun karier yang kokoh, tidak hanya dengan hard skill, tetapi juga soft skill yang akan menjadi penentu sukses di era digital yang terus berkembang. (ito)