Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran Soft Skill untuk Mendukung Studi dan Karier
9 Juni 2022 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Unit Konseling Mahasiswa Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Talkshow Soft Skill Series yang bertajuk “Peran Soft Skills dalam Mendukung Kesuksesan Studi dan Karier”. Acara ini disiarkan secara langsung pada Sabtu, 4 Juni 2022, melalui kanal YouTube BIMAWA UAD Jogja.
ADVERTISEMENT
Hadir sebagai narasumber pertama Ika Suciwati yang merupakan mahasiswa berprestasi UAD 2018, Awardee Australia Awards Scholarship 2021, dan saat ini menjadi mahasiswa Master of TESOL di Monash University Australia. Narasumber kedua Gontang Prakasa, seorang Co-Founder I-TALLENTA, Co-Founder carijamu.id, Full Stack Developer di PT Widya Informasi Nusantara, dan Back and Developer di Kementrian Perikanan dan Kelautan. Serta, Rudi Afrinanda selaku Founder carijamu.id, Quality Assurance Specialist di PT Indofarma, Tbk Cikarang sebagai narasumber ketiga.
Mereka memaparkan peran penting dan manfaat soft skill yang harus dimiliki mahasiswa. Menurut Ika, soft skill merupakan kemampuan berbicara di depan umum serta mampu berkomunikasi dengan orang lain. Saat ini kemampuan berkomunikasi sangat penting karena ketika sedang menempuh perkuliahan, di situ akan ditekankan agar mahasiswa dapat berbicara di depan umum dengan baik. Sebab, jika kemampuan komunikasi kita kurang bagus, maka ide yang akan disampaikan pun juga kurang bisa untuk dipahami.
ADVERTISEMENT
Cara agar soft skill yang dimiliki dapat diasah dan memberi manfaat kepada orang lain didapatkan dengan mengikuti berbagai kegiatan di kampus, baik itu perlombaan, organisasi mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan kegiatan lainnya. “Coba mulai dari apa yang ada di sekitar kita. Mencoba terlebih dulu dengan peningkatan diri sedikit demi sedikit daripada tidak mencoba sama sekali. Namun, saat mengikuti organisasi ataupun kegiatan kampus, bagilah waktu dengan baik agar kita tidak rugi. Jangan sampai di organisasi baik-baik saja, tetapi saat mengikuti perkuliahan nilai yang didapat kurang memuaskan,” papar Rudi.
Sedangkan menurut Ika, cara mengasah kemampuan soft skill yakni dengan mengikuti organisasi yang sekiranya memberikan manfaat bukan hanya untuk dipuji dan diakui. Milikilah rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu mencoba hal baru. Manfaat soft skill akan kita tuai hingga sudah lulus kuliah nanti. Kita harus terbuka terhadap perspektif orang lain dan berpikiran pikiran kita juga harus terbuka. Menjadi orang yang ambisius itu baik. Jangan ragu untuk bertindak merefleksikan hal yang sudah diperoleh dari proses perkuliahan ke dalam kehidupan masyarakat. Usahakan seimbang antara hard skill dan soft skill.
ADVERTISEMENT
Gontang sendiri mengartikan kemampuan soft skill akan terlihat saat sudah di dunia kerja. Sebab, setelah lulus nantinya bertemu dengan banyak orang yang jabatannya lebih tinggi dan pengalaman yang jauh lebih banyak. Soft skill adalah materi belajar seumur hidup karena pada dasarnya sudah dipelajari ketika di bangku perkuliahan. Ilmu ini berjalan seiring berkembangnya waktu. Misalnya, ketika akan mengambil keputusan. Dari komunikasi yang bagus kita bisa mengambil pelajaran berharga dan ilmu yang bermanfaat.
Soft skill yang tidak kalah lebih penting ialah mengatur waktu atau disiplin. Cara mengatur waktu yang efektif saat mengikuti perkuliahan, organisasi, dan sebagainya. Tentukan tujuan saat mengikuti organisasi jangan hanya masuk dan tidak ada tujuan yang akan dicapai.
Gontang berpesan, “Jangan pernah merasa minder dengan kondisi kita yang mungkin berasal dari anak kurang mampu, jangan pernah bilang menyerah dan mustahil sebelum mencoba. Jangan cepat puas dengan pencapaian yang sudah diraih. Kita masih muda dengan tenaga yang masih kuat dan waktu yang kita miliki masih panjang. Boleh bersedih tetapi jangan sampai berlarut-larut.”
ADVERTISEMENT
Terakhir Ika menyampaikan untuk membawa keterbatasan yang teman-teman miliki dengan versi yang lebih baik. Kita hidup bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi ketahuilah bahwa kita hidup untuk memberi manfaat kepada masyarakat. Jangan takut mencoba, cepat berputus asa, dan jangan menghambat potensi yang dimiliki. Kita istimewa dengan keterbatasan yang kita miliki. Kita bisa terlahir kembali dengan versi yang lebih baik. (ctr)