Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Peresmian Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan
15 November 2022 8:05 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bertempat di Kompleks Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) , Museum Muhammadiyah berdiri kokoh sebagai tonggak baru perjuangan Muhammadiyah. Pada Senin, 14 November 2022, peresmian museum dilakukan secara langsung dengan dihadiri oleh Rektor UAD, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutan sekaligus laporan Ketua Panitia Pembangunan Museum, Dr. Muchlas, M.T. yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah menyatakan bahwa semua pihak harus meneguhkan komitmen untuk terus merawat museum sebagai salah satu aset Muhammadiyah.
“Pengembangan dan pengelolaan yang profesional juga akan terus dilakukan, sehingga dapat memenuhi harapan persyarikatan menjadikan fasilitas ini sebagai museum yang berkemajuan,” imbuhnya.
Pendirian Museum Muhammadiyah diinisiasi oleh Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. dan Menko PMK Prof. Muhadjir Effendy. Pembangunan fisiknya telah dimulai sejak tahun 2017 dan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu pembangunan struktur gedung museum, pembangunan arsitektur, dan pembangunan mekanikal, elektrikal, serta konten museum. Meski pengelolaan konten museum belum sepenuhnya selesai, museum telah dapat menerima pengunjung.
ADVERTISEMENT
Muhadjir Effendy dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa lokasi museum yang berada di kompleks UAD akan membangun ekosistem UAD jadi salah satu titik pusat Muhammadiyah. “Museum merupakan sejarah yang ditampilkan kembali. Oleh karena itu, kini pembelajaran kemuhammadiyahan tidak lagi hanya sebatas verbal,” terangnya.
Sementara itu, Haedar Nashir menekankan tentang pemanfaatan museum sebagai kunci pembuka sejarah sekaligus proyeksi Muhammadiyah di masa depan. Pengembangan dan penyempurnaan akan terus dilakukan guna optimalisasi fungsi museum. Ia juga menyoroti tentang sepak terjang Kiai Dahlan sebagai pembaru. Menurutnya, terdapat 2 hal yang membedakan arah gerak Kiai Dahlan dengan yang lain, yaitu inisiasi pembangunan institusi modern dan gerakan perempuan yang siap berjalan beriringan.
Acara ditutup dengan penandatanganan prasasti sebagai tanda peresmian museum oleh Menko PMK dan Ketua Umum PP Muhammadiyah dengan didampingi oleh Rektor UAD, Bupati Bantul, serta perwakilan PP Muhammadiyah. Dilanjutkan dengan tur museum perdana oleh segenap tamu undangan yang hadir. (tsa)
ADVERTISEMENT