Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Peringati Milad ke-62, UAD Gelar Lomba Cooking Master
14 Desember 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memeriahkan Milad ke-62, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Lomba Cooking Master bertema “Kreasi Hidangan dari Umbi-Umbian”. Kegiatan ini berlangsung di Kampus I UAD pada Sabtu, 10 Desember 2022.
ADVERTISEMENT
Lomba memasak diikuti oleh 18 tim dosen dan karyawan UAD dari berbagai unit yang tersebar mulai dari Kampus I hingga Kampus VI. Dengan mengenakan apron dan identitas lucu seperti topi, bando, hingga caping, para peserta menunjukkan kebolehannya dalam mengolah masakan.
Peserta dibebaskan memasak dan memberi nama hasil masakan mereka. “Acara ini menjadi salah satu dari gambaran betapa sivitas UAD menyambut gembira miladnya yang ke-62,” ujar Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum UAD Utik Bidayati, S.E. M.M. dalam sambutannya.
“Semoga semangat kita semakin tinggi, kebersamaan semakin kuat, yang insyaallah bisa membawa UAD menjadi lebih baik dan lebih besar lagi,” imbuhnya.
Seru sekaligus heboh, hanya dalam waktu 120 menit peserta harus bisa menyajikan sesuatu yang istimewa, lezat, dan dengan presentasi yang menarik. Mereka menampilkan hidangan terbaiknya untuk dinilai oleh 3 juri yaitu Anton Yanwar yang merupakan Ketua Indonesian Chef Association (ICA) Badan Pengurus Daerah Istimewa Yogyakarta, Dr. Dini Yuniarti, ClQnR. selaku Dekan FEB UAD, serta Dr. Fitriatul Soliha, S.H. M.H. yakni Kaprodi Magister Hukum UAD.
ADVERTISEMENT
Saat diwawancarai, Anton menyampaikan bahwa kriteria penilaian didasarkan pada kreativitas, kebersihan pada saat proses memasak, kekompakan karena sistemnya kelompok, penampilan setelah makanan jadi, dan terakhir tentu saja rasa.
“Masakan yang disajikan para peserta sangat variatif, menarik karena ada beberapa hidangan yang out of the box. Ini yang saya harapkan, muncul varian-varian baru dari bahan ubi ini yang nantinya bisa dipasarkan dan dijadikan oleh-oleh Jogja karena memang kota destinasi wisata. Jadi selain tempat-tempat wisata, harapannya ada wisata kuliner hasil kreasi masyarakatnya.” (Eka)