28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Praktik Pembuatan Eco Enzym di Dusun Potronalan Sukses Digelar

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
1 Maret 2025 9:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kenalkan Eco Enzym di Dusun Potronalan (Dok. KKN UAD)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kenalkan Eco Enzym di Dusun Potronalan (Dok. KKN UAD)
ADVERTISEMENT
Pada 8 Februari 2025, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) V.A.1 melaksanakan program praktik pembuatan eco enzym bersama warga Dusun Potronalan, Kalibawang, Kulon Progo. Kegiatan ini berlangsung di rumah Dukuh Potronalan dan diikuti oleh 30 warga yang antusias mempelajari cara mengolah limbah organik menjadi produk bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Dusun Potronalan dikenal sebagai daerah penghasil berbagai jenis buah-buahan, terutama durian. Selama musim panen, limbah kulit durian dan sisa buah lainnya sering kali menumpuk tanpa pengelolaan yang baik. Melihat kondisi tersebut, tim KKN UAD V.A.1 berinisiatif mengadakan praktik pembuatan eco enzym, yaitu cairan hasil fermentasi limbah organik yang bermanfaat sebagai pupuk alami dan pembasmi hama ramah lingkungan.
Kegiatan ini dilakukan melalui sosialisasi dan demonstrasi langsung kepada warga. Dalam praktiknya, warga diajarkan cara membuat eco enzym menggunakan bahan-bahan sederhana seperti kulit buah, sisa sayuran, dan gula merah. Dengan memanfaatkan limbah yang ada, eco enzym dapat menjadi solusi inovatif dalam mengurangi sampah organik sekaligus meningkatkan kesuburan tanah.
Antusiasme warga sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka aktif bertanya dan mencoba langsung proses pembuatan eco enzym. Salah satu warga menyampaikan, “Saya baru tahu kalau eco enzym bisa dipakai sebagai pupuk alami dan pembasmi hama. Ini cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan kimia. Terima kasih atas ilmunya!”
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kegiatan ini juga menghadapi tantangan, terutama dalam mengolah kulit durian yang keras dan tebal sebagai salah satu bahan fermentasi. Proses pemotongan kulit durian membutuhkan usaha lebih, tetapi berkat kerja sama dan gotong royong, tantangan ini berhasil diatasi.
Meskipun tidak ada rencana keberlanjutan setelah KKN selesai, diharapkan warga dapat menerapkan ilmu yang telah didapat untuk mengurangi limbah organik di lingkungan mereka. Dengan pemanfaatan limbah yang lebih baik, lingkungan menjadi lebih bersih, sehat, dan produktif. (Din)