Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Ruang Pamer Museum Muhammadiyah Diresmikan oleh Menteri Kebudayaan RI
3 Februari 2025 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ruang Pamer Museum Muhammadiyah yang terletak di kompleks kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta resmi dibuka, Senin, 3 Februari 2025. Peresmian dilakukan dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc., dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. didampingi Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Muchlas yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah menyampaikan dua zona baru museum muhammadiyah yang diresmikan yakni Ruang Pamer Muhammadiyah untuk Indonesia dan Persebaran Muhammadiyah. Perkembangan signifikan semenjak dibuka tahun 2022 membuat Museum Muhammadiyah menjadi salah satu museum terbesar di Yogyakarta.
Sebagai langkah pengembangan, Museum Muhammadiyah telah terlibat dalam berbagai organisasi perhimpunan museum serta aktif menjalin kerja sama dengan dinas kebudayaan baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan juga dengan museum-museum di luar negeri.
“Museum Muhammadiyah memiliki 8 zona yang dalam pembangunannya mendapat dukungan pemerintah, sehingga Museum Muhammadiyah dapat beroperasi dengan baik. Keberadaam Museum muhammadiyah diharapkan dapat menjadi tempat belajar bagi generasi di masa mendatang,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Semantara Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menyampaikan pentingnya museum untuk menghidupkan narasi dan menjembatani generasi yang akan datang. Banyak sekali pelajaran dan informasi penting dari masa lalu yang tersimpan di dalam museum.
”Museum bisa menjadi semacam jembatan dari masa lalu ke masa kini dan masa depan, sehingga masyarakat bisa tahu bagaimana perjuangan Muhammadiyah di berbagai bidang.”
Di sisi lain Haedar Nashir menyampaikan tentang kurangnya awareness masyarakat Indonesia mengenai kebudayaan dan menekankan agar nilai kebudayaan dan agama ditransformasikan menjadi institusi demi membangun kebudayaan yang ada di indonesia. (ito)